Yogyakarta

Yogyakarta Patut Jadi Percontohan BPNT

Program-program di Yogyakarta sudah berjalan dengan sangat baik. Bahkan DIY patut menjadi provinsi percontohan BNPT bagi wilayah lain di Indonesia.

Penulis: Siti Umaiyah | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Siti Umaiyah
Evaluasi Bantuan Sosial Pangan 2018 dilakukan oleh Sekretariat Ditjen Penanganan Fakir Miskin di Hotel Merapi Merbabu, DI Yogyakarta pada Rabu (12/12/2018). 

TRIBUNJOGJA.COM - Evaluasi Bantuan Sosial Pangan 2018 dilakukan oleh Sekretariat Ditjen Penanganan Fakir Miskin di Hotel Merapi Merbabu, DI Yogyakarta pada Rabu (12/12/2018).

Evaluasi ini dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan bansos pangan, baik Bantuan Sosial Beras Sejahtera (Beras Rastra) maupun Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang dilihat dari sisi konteks program, baik kebijakan, tujuan, dukungan, proses pelaksanaan program, kemanfaatan maupun kepuasan penerima manfaat.

Dalam evaluasi ini, untuk bansos Rastra didorong agar cepat menjadi BPNT sesuai dengan anjuran presiden.

Sedangkan untuk BPNT menunjukkan program telah berjalan dengan efektif walaupun masih terdapat beberapa hal yang harus diperbaiki.

Direktur Jenderal Penangamatan Fakir Miskin. Andi ZA Dulung menerangkan jika sebelumnya dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS) sudah melakukan penelitian terhadap kedua bansos ini.

Menurutnya, apa yang didapatkan di lapangan, akan menjadi acuan perbaikan bansos di tahun 2019.

"BPNT maupun Rastra dalam 2017 dan 2018 kita perlu evaluasi apa persoalan yang ada di lapangan. Evaluasi itu akan kita jadikan acuan pelaksanaan 2019," terangnya pada Tribunjogja.com.

Dia menerangkan, hasil penelitian yang ada di lapangan menunjukan pelaksanaan bantuan sudah dilakukan dengan cukup baik.

Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu dievaluasi seperti ketepatan sasaran, kualitas, kuantitas, ketepatan harga, managemen dan waktu.

Baca: Dinsos P3A Kulonprogo Perbarui Data Penerima BNPT

Selain itu, pihaknya juga akan memetakan daerah-daerah yang ada di Indonesia menjadi daerah yang mudah, sedang dan sulit untuk bisa menentukan model penyaluran yang terbaik.

"2019 kita sedang mempersiapkan lagi, lokasi dimana yang perlu ditambah. Setiap tahun begitu, ada yang baru, ada yang sudah maju," terangnya.

Untuk DIY, Mumu Suherlan Direktur Penanganan Fakir Miskin Perkotaan Wilayah Dua menerangkan jika program-program sudah berjalan dengan sangat baik.

Menurutnya, DIY patut menjadi provinsi percontohan BPNT bagi wilayah lain di Indonesia.

"DIY sudah jalan semua, dan bagus. Kemarin waktu ada evaluasi, pelaksanaan BPNT DIY boleh dikategorikan kinerjanya bagus. Contoh kemarin Kulonprogo berhasil mendapat prestasi dari wilayah dua. Overall saya memberikan apresiasi terhadap provinsi DIY. Seluruhnya sudah BPNT, sudah jauh ada perkembangan dari tahun lalu," katanya.

Baca: Penerima BNPT di Sleman Mencapai 66 Ribu

Dia menerangkan, dari penyaluran BPNT di DIY, tidak didapatkan adanya blank spot seperti di beberapa wilayah lain

Dia juga memberikan apresiasi kepada Kepala Dinas Sosial dan Bupati yang mau turun langsung dan mengecek ke lapangan penyaluran BPNT.

"Saya ucapkan terimakasih terhadap Kepala Dinsos Provinsi, Bupati. Di Kulonprogo Bupatinya sudah memberikan dukungan yang luar biasa. Mau turun ke lapangan, mau melihat warganya, di Sleman juga. Kepala dinas sosial provinsi juga tanggungjawab sekali, mau memonitor ke daerah," terangnya.

Ke depan, dia menerangkan jika perbaikan juga masih akan dilakukan, terutama terkait data penerima manfaat.

"Tentunya masih ada yang harus diperbaiki, contoh tiba-tiba mereka pindah, ada yang meninggal, terus ada yang sudah mampu, ini harus diganti. Terus ada perbaikan data. Update data penerima daerah," katanya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved