Pertokoan di Champs-Elysees Tutup, Antisipasi Aksi ‘Rompi Kuning’
Mengantisipasi aksi protes massa 'Rompi Kuning' dalam beberapa pekan terakhir, maka Menara Eiffel, Museum Louvre, dan pertokoan di Champs-Elysees tutu
TRIBUNJOGJA.COM - Mengantisipasi aksi protes massa 'Rompi Kuning' dalam beberapa pekan terakhir, maka Menara Eiffel, Museum Louvre, dan pertokoan di Champs-Elysees, akan ditutup pihak berwenang Prancis.
Diwartakan AFP, Kamis (6/12/2018), pemerintah kewalahan untuk mencegah insiden pada Sabtu lalu, di mana mobil terbakar dan bentrok jalanan antara pemrotes dengan polisi.
Massa dengan menggunakan rompi kuning menggelar aksi protes karena meningkatnya biaya hidup akibat pajak tinggi.
Baca: Judas Priest Undang Presiden Jokowi untuk Saksikan Konser di Ancol
Seorang pejabat kementerian dalam negeri mengatakan, pihak berwenang akan mengantisipasi kekerasan yang signifikan pada Sabtu mendatang.
Pengunjuk rasa berencana untuk berkumpul di ibu kota lagi sehingga muncul kekhawatiran adanya kerusuhan dan penjarahan seperti pekan lalu.
Siapkan 8 Ribu Polisi
Perdana Menteri Prancis Edouard Philippe mengatakan, 8.000 polisi akan dikerahkan di Paris bersama dengan belasan kendaraan lapis baja.
Di seluruh negeri, sekitar 89.000 polisi akan dimobilisasi. Jumlah itu meningkat dari pengamanan akhir pekan lalu dengan polisi berjumlah 65.000 personel.
Baca: Jawab Lion Air, Boeing Tetap Berkeras Pesawat 737 Max 8 Aman Diterbangkan
Pertokoan dan bisnis di dekat Champ-Elysees diimbau untuk menutup pintu, melindungi jendela-jendela yang terbuka, dan menarik semua perabotan di luar ruangan.
Namun, langkah tersebut akan mengurangi pendapatan ribuan euro karena turis dan penduduk lokal tetap akan berlibur pada akhir pekan.
Selain toko ditutup, satu pertandingan sepak bola yang melibatkan Paris Saint-germmain yang dijadwalkan pada Sabtu bahkan harus ditunda.
Protes Mahasiswa
Aksi protes rompi kuning yang dimulai pada 17 November lalu untuk menentang kenaikan pajak bahan bakar.
Kini, para pengunjuk rasa terutama dari kota kecil dan pedesaan Prancis itu mendapat dukungan publik yang luas.
Dalam jajak pendapat, 72 persen masyarakat mendukung demonstrasi meski terjadi kekerasan pada pekan lalu.