Pelatihan Open Journal System di UMYK KenalkanAturan dan Etika Publikasi
Pelatihan Open Journal System di UMYK KenalkanAturan dan Etika Publikasi
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ikrob Didik Irawan
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Guna memberikan pengetahuan dalam mengelola dan mengoperasikan Open Journal System (OJS) berbasis online, Jurnal Komunikator Universitas Muhammadiyah Yogyakarta bersama LP3M bekerjasama dengan Relawan Jurnal Indonesia (RJI) menggelar pelatihan Open Journal System di Gedung AR. Fachruddin A Lantai 5, Sabtu (1/12/2018).
Pelatihan ini sengaja digelar karena selama ini pengelola jurnal di Indonesia ternyata masih sedikit yang mengetahui cara menggunakan OJS.
Sehingga adabya pelatihan, bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang bagaimana mengelola dan mengoperasikan OJS berbasis online kepada para pengelola jurnal di seluruh Indonesia.
"Acara ini dibuat sebagai inisiasi untuk membantu pengelola jurnal di seluruh Indonesia khususnya di Yogyakarta yang berada di bagian jurnal manager. Karena tugas jurnal manager sama beratnya dengan editor dan reviewer," kata ketua RJI, Andri Putra Kesmawan, berdasarkan keterangan yang diterima tribunjogja.com, Sabtu (1/12/2018)
Pelatihan ini diikuti oleh 80 pengelola jurnal dari sejumlah daerah. 45 di antaranya berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta.
Relawan RJI dalam proses pelantihan menjelaskan tentang bagaimana sistem kerja OJS dengan lebih memfokuskan kepada pengelola yang berada dibagian jurnal manager.
Faktanya, dikatakan Andri, tidak sedikit para pengelola jurnal yang belum sepenuhnya mengerti soal aturan dan etika publikasi jurnal ilmiah. Menurutnya, masih ada bahkan kerap kali ditemui praktik misconduct, berupa pelanggaran etika publikasi.
Hal itu bisa terjadi, menurut Andri, karena banyaknya tuntutan dan aturan-aturan yang diterapkan. Sehingga membuat segelintir pengelola jurnal mencoba menyiasatinya untuk menghindari aturan tersebut.
"Seperti halnya etika publikasi yang ditabrak sana-sini. Jadi, adanya pelatihan ini bisa sedikit memberikan gambaran mengenai apa saja hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam mempublikasikan jurnal ilmiah mereka. Jadi saya berharap agar pengelola lebih berhati-hati dalam menerbitkan naskah," ujar Andri.
Selain berhati-hati dalam menerbitkan naskah, melalui pelatihan ini, Andri berharap jurnal-jurnal yang didampingi nantinya bisa naik kelas. Seperti halnya Jurnal Komunikator dari Ilmu Komunikasi UMY yang berhasil meraih akreditasi SINTA peringkat 4 dari Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementrian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) pada 9 Juli 2018 silam.