Nasional
BNPB Berikan Penghargaan Kepada Kabupaten dan Kota yang Siap Menanggulangi Bencana
Mereka yang mendapat penghargaan adalah Bupati Agam, Bupati Bantul, Bupati Klaten, Bupati Lembata dan Walikota Denpasar.
Penulis: Santo Ari | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar Rapat Koordinasi Forum Pengurangan Risiko Bencana di The Rich Jogja Hotel, Senin (26/11/2018).
Dalam kegiatan tersebut BNPB juga memberikan penghargaan kepada beberapa bupati dan walikota yang telah menunjukan komitmen dan kontribusinya dalam membangun ketangguhan masyarakat di daerahnya.
Mereka yang mendapat penghargaan adalah Bupati Agam, Bupati Bantul, Bupati Klaten, Bupati Lembata dan Walikota Denpasar.
Kepala BNPB Willem Rampangilei mengatakan, para bupati dan walikota ini telah bekerja keras dan berkomitmen dalam mewujdukan masyarakat yang tangguh menghadapi bencana.
Mereka telah melakukan upaya nyata dalam pengurangan risiko bencana di wilayahnya masing-masing.
Baca: BPBD Bantul Anggarkan Rp1 Miliar untuk Pembentukan 5 Desa Tanggap Bencana Tahun Depan
Menurutnya, pengurangan risiko bencana itu penting karena Indonesia adalah negara kepulauan yang rawan bencana.
Terdapat berbagai jenis bencana yang mengancam penduduk Indonesia, seperti gempa bumi, tsunami, banjir, erupsi gunung dan masih banyak lainya.
Dari data yang ia miliki, 150 juta penduduk di Indonesia tinggal di daerah rawan bencana gempa, 60 juta orang di daerah rawan bencana banjir, 40 juta di daerah rawan longsor, 4 juta tinggal di daerah rawah tsunami dan 1 juta penduduk di daerah rawan eruspi gunung berapi.
"Kita bisa lihat tren kejadian bencana semakin meningkat. Hal itu sejalan dengan degradasi lingkungan, pertumbuhan penduduk, pembangunan yang belum berbasis analisis risiko bencana, tata ruang dan masih banyak lagi," paparnya menjelaskan.
Baca: Dinkes Bantul Luncurkan Public Safety Center 119, Layani Kegawatdaruratan 24 Jam
Oleh karena itu, ia menekankan bahwa penanggulangan itu sangat kompleks, multidimensi, dan multidispliner.
Dan tidak mungkin hanya pemerintah sendiri yang melakukan upaya itu.
Pihaknya perlu melakukan upaya agar penanggulangan itu dapat terarah, terintegrasi dan terpadu.
Meski membangun ketangguhan bencana tidak mudah, namun sudah ada beberapa daerah yang telah mempersiapkan warganya dalam sigap menangani bencana.
Seperti Bupati Klaten yang telah melakukan inovasi dengan mendirikan srikandi sungai dan sekolah sungai.
Bupati Klaten Sri Mulyani memaparkan daerahnya memiliki risiko bencana merapi, gempa, banjir dan puting beliung.
Dengan kepadatan 1,4 juta jiwa, kesadaran masyarakatnya tentang penanganan dan penanggulangan bencana telah tumbuh sejak 2006 silam.
