Bisnis
UMY Bersama KSEI, BEI dan FAC Pecahkan Rekor MURI
Kegiatan dikemas dalam bentuk Youth Festival Day 2018 yang bertempat di Sportorium UMY, Rabu (7/11/2018) malam.
Laporan Calon Reporter Tribun Jogja, Yosef Leon Pinsker
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) bekerjasama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI), First Asia Capital Sekuritas (FAC) dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI).
Penghargaan diberikan setelah berhasil mencetak rekor untuk login aplikasi pasar modal oleh investor terbanyak melalui fasilitas AKSes yang dilakukan oleh tiga ribu investor dalam kurun waktu dua bulan.
Kegiatan dikemas dalam bentuk Youth Festival Day 2018 yang bertempat di Sportorium UMY, Rabu (7/11/2018) malam.
Dalam kesempatan tersebut juga sekaligus diserahkan sertifikat MURI kepada pihak-pihak yang bersangkutan.
Fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas) merupakan fasilitas perlindungan bagi investor pasar modal yang bisa digunakan untuk memantau portofolio investasi.
Baca: 17.818 Sajian Geblek Pecahkan Rekor MURI Sajian Terbanyak
Selain untuk menambah jumlah para investor, disebutkan bahwa penciptaan rekor tersebut dilatarbelakangi untuk meningkatkan sikap kewaspadaan kepada para investor dalam memantau portofolio investasi pasar modal mereka melalui fasilitas AKSes.
Direktur KSEI, Syafrudin menerangkan, fasilitas AKSes yang dikeluarkan pihaknya sejak 2009 silam merupakan sarana perlindungan bagi para investor.
"Dengan demikian, maka data portofolio investor yang terkonsolidasi dan valid hanya tersedia di dalam sistem KSEI," kata dia.
Syafrudin menambahkan, dengan dilakukannya aktivasi fasilitas AKSes para investor dapat mengakses secara real time data kepemilikan efek serta mutasinya.
"Selain itu, investor juga bisa melakukan konsolidasi laporan portofolio lain milik mereka yang tersebar di perusahaan efek maupun bank kustodian," jelasnya.
Baca: UKM di DIY Didorong Turut Mendaftar ke Bursa Efek
Berdasarkan catatan dari KSEI, pada akhir September lalu dari jumlah keseluruhan investor ada sebanyak 16,59 persen investor yang berasal dari kalangan mahasiswa/pelajar.
Khusus untuk wilayah DIY, berhasil menyumbangkan angka 19,22 persen dari jumlah tersebut.
Kepala Kantor Perwakilan BEI Yogyakarta, Irfan Noor Riza mengatakan, selama ini kecenderungan investor untuk melakukan pengecekan portofolio masih rendah, karena menurut mereka tanpa melakukan cek portofolio investasi mereka tetap dalam kondisi aman.
"Dari total keseluruhan investor DIY kemungkinan hanya 10 persen saja yang melakukan cek portofolio, hal ini penting demi untuk mendorong perwujudan transparansi di dalam pasar modal," sebutnya.