Bantul

PAD Dari Tarif Retribusi Parkir 2018 di Bantul Telah Lampaui Target

Pemasukan dari tarif retribusi parkir ini terdiri dari dua yakni tarif retribusi parkir tepi jalan umum dan tarif retribusi tempat khusus parkir.

Penulis: Amalia Nurul F | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Amalia Fathonaty
Satu rambu tarif retribusi khusus tempat parkir tampak di salah satu sisi di kawasan Pasar Seni Gabusan yang termasuk dalam kawasan wisata kuliner dan kerajinan. 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Pendapatan asli daerah (PAD) dari tarif retribusi parkir telah melampaui target 2018 ini.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang Lalulintas Dinas Perhubungan (Dishub) Bantul, Agus Jaka Sunarya.

"Sampai saat ini sudah mencapai melampaui target," jelasnya kepada Tribun Jogja, Selasa (6/11/2018) pagi.

Pemasukan dari tarif retribusi parkir ini terdiri dari dua yakni tarif retribusi parkir tepi jalan umum dan tarif retribusi tempat khusus parkir.

Mulanya, pada 2018 ini ditargetkan untuk pendapatan dari tarif retribusi parkir jalan umum sebesar Rp 188.384 juta.

Sedangkan untuk tarif retribusi tempat khusus parkir sebesar Rp 174.466 juta.

"Kami memang optimis bisa mencapai target itu," tuturnya.

Baca: Antisipasi Pungutan Parkir Nuthuk, Dishub Bantul Pasang 245 Rambu Tarif Parkir

Optimisme tersebut terbukti dengan data per 31 Oktober untuk tarif retribusi parkir jalan umum terlampaui sebesar 104 persen.

Sedangkan untuk tarif retribusi parkir tempat khusus terlampaui sebesar 105 persen.

Sisi lain, Kepala Dishub Bantul Aris Suharyanta berharap pendapatan dari tarif retribusi tempat parkir khusus kawasan wisata dapat terus meningkat seiring dengan bertambahnya kunjungan wisatawan.

"Peningkatan PAD ini tentunya juga terkait dengan pariwisatanya. Tinggal menunggu wisatawan datang," katanya.

Baca: Awas! Parkir 5 Hari di Bandara Soekarno-Hatta Bisa Ditagih Rp1,3 Juta

Jika di kawasan wisata terjadi peningkatan kunjungan wisatawan, otomatis pendapatan dari retribusi parkir juga meningkat.

Ia berharap di tempat-tempat wisata selalu menyajikan hal baru atau even-even yang menjadi magnet wisatawan.

"Berharap ada even-even tertentu yang bisa menarik wisatawan. Karena pasti ramainya saat hari-hari tertentu seperti momen hari raya, tahun baru, atau saat ada upacara ritual adat," paparnya.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved