Yogyakarta

Gudang Bulog DIY Hampir Penuh

Rata-rata kapasitas gudang yang ada tinggal 100 ton perhari, sementara empat gudang tersebut hanya mampu menampung beras hingga 31.500 ton.

Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
ilustrasi 

Laporan Calon Reporter Tribun Jogja, Yosef Leon Pinsker

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Empat gudang milik Badan Urusan Logistik (Bulog) DIY saat ini hampir penuh.

Gudang yang masing-masing berlokasi di Kalasan Sleman, Logandeng Gunungkidul, Pajangan Bantul dan juga gudang Wates saat ini sudah hampir 100 persen terisi.

Dari empat gudang tersebut, rata-rata kapasitas gudang yang ada tinggal 100 ton perhari, sementara empat gudang tersebut hanya mampu menampung beras hingga 31.500 ton.

Kepala Bulog DIY, Ahmad Kholisun saat dikonfirmasi Tribunjogja.com, Kamis (20/9/2018) mengungkapkan bahwa, hal tersebut diakibatkan karena selain untuk menampung hasil pengadaan beras lokal di wilayah DIY yang saat ini masih berjalan, ditambah pula dengan hasil beras dari daerah lain sehingga gudang Bulog DIY sudah hampir tidak sanggup untuk menampung.

"Stok beras dari daerah lain cukup banyak yang kita serap, sehingga gudang kita di DIY saat ini hampir penuh," ujarnya.

Selain itu, tidak cukupnya kapasitas gudang-gudang beras di wilayah lainnya memaksa stok beras tersebut untuk ditampung di gudang Bulog DIY.

"Itu perpindahan secara nasional, jumlah yg sedang berjalan sejumlah 10 ribu ton dan rencana akan ditambah lagi sebanyak dua ribu ton. Dengan rencana pemasukan tersebut, maka gudang bulog DIY akan segera penuh," sebutnya.

Untuk mengatasi masalah tersebut, sambungnya, mulai September ini pihaknya akan melakukan gerakan ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga beras medium ke pasar-pasar, toko, pedagang pengecer, dan rumah pangan kita (RPK).

"Disamping itu kita juga akan menjual beras premium yg saat ini kita kuasai, dengan demikian maka akan ada space gudang yang muncul setiap hari. Space inilah yg akan kita gunakan untuk menampung beras hasil pengadaan serapan dari petani," kata Akhmad.

Lebih lanjut Akhmad menjelaskan, saat ini serapan beras di wilayah DIY hampir imbang antara yang diterima oleh Bulog dari petani dengan yang dijual ke masyarakat, dengan rata dibawah angka 100 ton per harinya.

Menurut Akmad, penyerapan beras yang dilakukan oleh Bulog DIY akan terus dilaksanakan hingga akhir 2018 ini.

Tahun ini, Bulog DIY menargetkan akan menyerap beras dari para petani sekitar 50.000 ton.

"Beras kami keluar untuk program BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) serta operasi pasar," tambahnya.

Program BPNT memang telah menjadi program rutin dari pemerintah.

Sementara program operasi pasar baru dilaksanakan beberapa minggu terakhir dengan tujuan untuk antisipasi kenaikan harga beras dipasaran.

Sejak diluncurkan 4 September 2018 lalu, serapan beras melalui operasi pasar baru sekitar 11.000 kilogram atau 11 ton. (*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved