Bantul

Polisi Duga Risdiyanto Jadi Aktor Intelektual dari Sindikat KPK Gadungan

Reskrim Polres Bantul menduga Risdiyanto (40) warga Kulon Progo, menjadi aktor intelektual dari sindikat KPK Gadungan.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin
Kapolres Bantul AKBP Sahat Marisi Hasibuan menunjukan tersangka KPK gadungan, Risdiyanto, di Mapolres Bantul. 

Laporan Reporter Tribun Jogja Ahmad Syarifudin

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Reskrim Polres Bantul menduga Risdiyanto (40) warga Kulon Progo, menjadi aktor intelektual dari sindikat KPK Gadungan.

Dugaan ini menguat setelah ditangkapnya, Asyari Nurdin, satu dari komplotan KPK Gadungan oleh Polres Sabang, Polda Aceh.

"Usai (polres Bantul) mengamankan Risdiyanto. Besoknya salah satu tersangka komplotan dia, ditangkap Polres Sabang, Polda Aceh, namanya Asyari. Kita chek kesana mengatakan Risdiyanto sebenarnya peran aktifnya sebagai perekrut," ujar Kasat reskrim Polres Bantul, AKP Rudy Prabowo, saat dihubungi wartawan, Jum'at (24/8/2018).

Baca: Polres Bantul Gandeng KPK Pusat Ungkap Jaringan Kasus KPK Gadungan di Bantul

"Bisa disinyalir Risdiyanto ini kemungkinan adalah otaknya (sindikat KPK Gadungan)," tegas dia.

Dugaan ini juga diperkuat dengan keterangan dari saksi yang nyaris menjadi korban Risdiyanto.

Menurut Rudy, ada data yang masuk laporan ke KPK bahwa Risdiyanto ini merekrut orang-orang untuk masuk menjadi petugas KPK dengan membayar Rp 15 juta.

Dari Rp 15 juta itu nanti akan dibuatkan semacam kartu tanda anggota KPK.

Namun, satu korban yang merupakan saksi ini menolak.

Lantas menelpon bagian KPK di Jakarta, ada atau tidak proses rekruitmen di KPK dengan membayar uang Rp 15 juta.

Baca: KPK Pastikan Risdiyanto Petugas Gadungan

"KPK kan rekruitmennya jelas. Jadi sepertinya Risdiyanto ini justru yang aktor intelektualnya." ungkap dia lagi.

Kendati demikian, sampai sejauh ini, lanjut Rudy, Risdiyanto belum mau mengakui bahwa dirinya berperan sebagai perekrut.

Ia bersikukuh bahwa dirinya direkrut oleh seorang atasan bernama Alwi.

"Kalau pengakuan dia (Risdiyanto). Dia direkrut sama orang atas nama Alwi, tinggalnya di Jakarta," jelasnya.

Hingga kini polisi masih memburu keberadaan Alwi.

Namun polisi mengaku kesulitan karena minimnya keterangan dari saksi, foto dan alamat tempat tinggalnya.

"Sementara si Alwi juga belum kita dapatkan. Ditanya Alwi yang mana fotonya, dijawab sama Risdiyanto enggak ada. Jadi apakah Alwi itu benar ada orangnya kan kita juga masih perlu mendalami," ujar Rudy.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved