Kota Jogja
Mahasiswa Papua Berikan Bunga Pada Hariyadi Setelah Upacara
Seusai menerima bunga dari Mahasiswa Papua, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengajak seluruh mahasiswa tersebut untuk berfoto bersama.
Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Upacara Peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-73 Jumat (17/8/2018) di Balaikota Yogyakarta berlangsung istimewa.
Dari ratusan peserta upacara yang memadati halaman Balaikota, tampak perwakilan mahasiswa dari luar Jawa mengikuti jalannya upacara.
Salah satunya adalah perwakilan dari Mahasiswa Papua.
Ketua Asrama Papua Kemasan, Linus Gogoya mengaku senang bisa berpartisipasi dalam peringatan HUT RI bersama berbagai elemen masyarakat beserta jajaran Pemkot Yogyakarta.
Ia datang bersama beberapa rekannya yang lain menggunakan setelan rapi berupa kemeja putih dan celana hitam.
"Ini pertama kalinya kami upacara di sini. Sebelumnya belum pernah ikut," ucapnya di hadapan wartawan.
Baca: Uniknya Upacara HUT RI ke-73 di Sungai Progo, untuk Kenalkan Wisata dan Jaga Kelestarian Sungai
Ia menjelaskan, kedatangannya bersama rekan-rekan yang lain tidak dengan tangan kosong.
Mereka membawa tiga buket bunga yang masing-masing peruntukkan bagi Wali Kota Yogyakarta, Kapolresta Yogyakarta, dan Dandim 0734 Kota Yogyakarta.
Pendamping Mahasiswa Papua di Yogyakarta, Romo Acun menjelaskan bahwa kehadiran mahasiswa Papua yang ikut menghadiri upacara peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-73 tersebut merupakan bentuk perwujudan bahwa warga Papua di Kota Yogyakarta tidak memiliki masalah dengan pemerintah, khususnya Pemerintah Kota Yogyakarta.
"Saudara-saudara kita dari Papua ini tidak ada masalah apa-apa," bebernya.
Terkait dengan aksi demo yang sering digelar oleh mahasiswa Papua, baik di pusat kota maupun di asrama mereka, Romo Acun menuturkan bahwa sebenarnya hal tersebut merupakan upaya mereka untuk menyuarakan aspirasinya terhadap pemerintah.
"Demo itu kan sebenarnya tidak dilarang. Itu hak mereka. Silahkan kalau mau menunjukkan aspirasi ke negara. Asal aksi harus berjalan damai dan tidak anarkis," tegasnya.
Kehadiran mahasiswa Papua tersebut, tambahnya, juga merupakan bukti bahwa mereka sebenarnya juga bisa hidup berdampingan dengan warga yang lain. Tanpa perlu dibedakan karena memiliki satu jiwa yakni nasionalisme.
"Mereka sudah berkomitmen bahwa mereka ini bagian dari NKRI," ujarnya.