Yogyakarta
Gempa Sulit Diprediksi, Layaknya Memprediksi Kematian Orang
Menurut BMKG, hingga saat ini gempa tidak dapat diprediksi secara presisi terkait waktu dan akan ternjadi di mana.
Penulis: rid | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Berkenaan dengan gempa berkekuatan 7 skala Richter yang menggoyang daerah Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan menewaskan ratusan orang, muncul informasi yang menyebut akan terjadinya gempa besar di pulau Jawa.
Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hingga saat ini gempa tidak dapat diprediksi secara presisi terkait waktu dan akan ternjadi di mana.
Kepala BMKG, Prof Dwikorita Karnawati mengatakan, bahwa paska gempa besar di Lombok saat ini masih terjadi gempa susulan.
Namun, diakuinya bahwa gempa susulan yang terjadi tadi pagi, Senin (13/8/2018) berangsur-angsur mulai mengalami penurunan dalam skala richternya, yaitu 4 skala Richter.
Baca: Bantu Korban Gempa, Tim Medis RSIY PDHI Bangun RS Sementara di Gunungsari Lombok Barat
Lanjutnya, terkait gempa di Lombok pihaknya menemukan informasi hoaks terkait akan adanya gempa besar di pulau Jawa.
Menurutnya informasi tersebut tidak valid, bahkan ia mengibaratkan memprediksi gempa sama sulitnya dengan memprediksi kematian seseorang.
"Ibarat orang mati itu kita tidak tahu kapan matinya, dan kalau ditanya kapan ada gempa lagi itu ibarat ditanya kapan ada orang mati lagi. Karena itu sulit diprediksi (Gempa) meski punya teknologi satelit atau seismometer," ujarnya, Senin (13/8/2018).
Lanjutnya, karena itu pihaknya sama sekali tidak bisa memastikan kapan dan di mana akan terjadinya gempa.
Hal itu dikarenakan pihaknya berani mengeluarkan suatu penyataan berdasarkan data tanpa melebih-lebihkannya.
Karenanya, masyarakat diimbau untuk tidak panik menanggapi isu tersebut, namun dihimbau untuk tetap meningkatkan kewaspadaannya.
Baca: Pantau Korban Gempa Lombok, UII Kembali Kirim Tim Medis
"Di Indonesia itu akan terjadi gempa, itu iya, tapi kita tidak tahu itu kapan akan terjadi. Jadi mungkin kita harus beritahu masyarakat bahwa info di Indonesia akan terjadi gempa adalah hal yang biasa," ucapnya.
Kendati demikian, Dwikorita mengungkapkan bahwa Indonesia terletak berada di jalur gempa teraktif di dunia karena dikelilingi oleh cincin api pasifik dan berada di atas tiga tumbukan lempeng benua, yakni, Indo-Australia dari sebelah selatan, Eurasia dari utara, dan Pasifik dari timur.
Diungkapkannya, selama masih ada tumbukan tersebut maka gempa akan terus terjadi namun kapan dan di mana tidak bisa dipastikan.
"Jadi mau di Jawa, di Lombok dan dimana-mana itu wajar (Akan terjadi gempa). Namun, kita berupaya jangan sampai ada korban, dengan cara tidak panik dan paham apa yang harus disiapkan sebelum, saat, dan setelah gempa bumi," pungkasnya.(TRIBUNJOGJA.COM)