Kota Jogja
Pedagang Ayam di Pasar Kranggan Keberatan dengan Operasi Pasar
Pedagang ayam Pasar Kranggan merasa keberatan dengan adanya operasi pasar yang dilakukan oleh pemerintah.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Ari Nugroho
Laporan Calon Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pedagang ayam Pasar Kranggan merasa keberatan dengan adanya operasi pasar yang dilakukan oleh pemerintah.
Bagaimana tidak, hingga tengah hari baru separuh stok yang terjual.
Salah satu pedagang ayam Pasar Kranggan, Simon Ria (50) mengatakan ayam yang ia jual sebanyak 40 ekor, biasanya habis maksimal pukul 12.00.
Namun akibat operasi pasar ayamnya hanya terjual 20 ekor saja.
Ia mengatakan selisih harga operasi pasar dengan ayam potong miliknya mencapai Rp 13 ribu rupiah.
Baca: Pemkot Gelar OP Bersama Pemda DIY
"Ayam per kilogram dijual Rp32 ribu yang operasi pasar. Kami jual Rp 45ribu, selisih kan banyak. Pelanggan ya pasti beli di tempat mereka, akhirnya kami ya nggak laku," kata Simon (25/7/2018).
Meski keberatan, ia pun tak bisa berbuat banyak.
Untuk menyiasatinya, selama operasi pasar Simon akan mengurangi stok ayamnya.
Hal serupa juga dialami Heri Purwanto (38), ia pun akan mengurangi stoknya selama operasi pasar.
Menurutnya operasi pasar yang dilakukan bukan solusi, justru malah mematikan pedagang ayam.
"Tentu keberatan, mereka jualnya lebih rendah. Padahal semua pedagang di Kranggan jual Rp45ribu, itu aja kami masih rugi lho. Ini malah mencekik kami pedagang kecil," kata Heri.
Biasanya ia menjajakan 150 kilogram daging, namun hingga siang hari masih tersisa 30 kilogram.
Baca: Kendalikan Harga Daging Ayam Potong, Disperindag Gelar Operasi Pasar
Heri curiga ada penimbunan sebelum operasi pasar dilakukan.
Pasalnya, kemarin (24/7/2018) ia tidak bisa berjualan karena sama sekali tidak mendapat ayam.