Penangkapan Teroris di Yogyakarta

Penangkapan Terduga Teroris di Sleman, Pihak Keluarga Pasrahkan Proses Hukum pada Polisi

Penangkapan satu orang terduga teroris oleh Densus 88 Antiteror pada Rabu (18/7/2018) lalu tidak mengagetkan sanak saudara terduga teroris.

Penulis: rid | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Pradito Rida Pertana
Tempat berjualan es dawet yang berlokasi di sekitaran simpang lima Tamanmartani, Kalasan, Sleman. Di tempat itulah salah satu terduga teroris ditangkap oleh Tim Densus 88 Anti Teror kemarin, Rabu (18/7/2018). 

TRIBUNJOGJA.COM - Penangkapan satu orang terduga teroris oleh Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror di simpang lima Tamanmartani, Kalasan, Sleman, Rabu (18/7/2018) lalu,  tidak mengagetkan sanak saudara terduga teroris.

Seorang adik terduga teroris bahkan sempat ikut dibawa oleh Tim Densus 88 ketika dilakukan penangkapan tersebut.

NH (38), warga Kalasan, Sleman sekaligus adik kandung Joko Susilo (40), seorang pria yang diamankan oleh Tim Densus 88 mengatakan, ia semula tidak mengetahui kakaknya ditangkap Tim Densus 88.

Baca: Dua Jenazah Terduga Teroris Diambil Pihak Keluarga

Saat berjualan es dawet di sekitaran simpang lima Tamanmartani, Kalasan, Sleman, akhir-akhir ini adiknya dibantu oleh kakaknya yaitu Joko.

"Sekitar jam 13.00 siang itu mau cari makan, dan lihat ada banyak orang di tempat jualan dawet adik saya. Saya lihat kok banyak motor yang parkir, pas didekati ternyata ada 20-an Polisi berpakaian preman nangkap dia (Joko) saat melayani pembeli," katanya pada Tribunjogja.com, Kamis (19/7/2018).

Setelah mengetahui yang ditangkap adalah kakaknya, NH berusaha mendekati TKP dan berupaya menelepon pihak keluarga.

Akan tetapi, saat berupaya menelepon, ia ditanyai anggota Tim Densus 88 Antiteror perihal identitas dan kepentingannya mendekat ke TKP.

"Ditanyai sama Polisi 'Kamu siapa?' Saya jawab kalau saya adiknya dan karena ngaku itu, saya sempat dibawa juga, tapi jam 8 malam saya dikembalikan ke rumah. Ya, sempat dimasukkan mobil dan mata saya dilakban juga, tapi hanya sementara," ujarnya.

Ia bersama pihak keluarga sudah menyangka, kakaknya lambat laun akan ditangkap Tim Densus 88.

Ia telah lama merasa ada yang janggal dengan pola pikir kakaknya tersebut.

Bahkan diakuinya bahwa ia kerap beradu argumen hingga berujung tidak berkomunikasi dengan kakaknya selama dua tahun.

Ditambahkannya, pihak keluarga juga telah menyerahkan semua proses kepada pihak berwajib.

NH hanya berharap agar setelah ditangkap, pola berpikir kakaknya berubah.

"Keluarga pasrah aja (Dengan penangkapan kemarin), semoga bisa direhab dan sadar," katanya.

Baca: Soal Penyergapan Terduga Teroris di Sleman, Ini Penjelasan Kapolri

Istri menyangkal

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved