Kisah Inspiratif
Kisah Mbah Wudi, Lebih dari 50 Tahun Berjualan di Komplek Gua Selarong
Kisah Mbah Wudi, Nenek 83 Tahun yang Setia Jadi Pedagang Buah di Komplek Gua Selarong
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ahmad Syarifudin
TRIBUNJOGJA.COM - Usia tak menjadi alasan untuk bermalas-malasan mencari rizki.
Mungkin itulah gambaran dari Mbah Wudi, 83 tahun, warga Gowasari, Pajangan, Bantul.
Meski usianya sudah tak bisa dikatakan muda, namun, semangatnya untuk tetap bekerja, tak pernah padam.
Setiap hari, ia masih setia bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya dengan berjualan buah-buahan di kawasan objek wisata Gua Selarong, Bantul.
"Saya berangkat jualan jam 08.00 WIB pagi. Pulangnya nanti kalau pengunjung sudah sepi. Jam empat sore," kata Mbah Wudi, saat berbincang dengan tribunjogja.com, Selasa (10/7/2018).
Baca: Mau Dapat Pemandangan Cantik Ratu Boko? Ini Waktu yang Tepat untuk Berkunjung
Di kawasan objek wisata tempat petilasan Pangeran Diponegoro inilah setiap harinya Mbah Wudi menjajakan dagangannya.
Dagangan Mbah Wudi digelar seadanya, di emperan anak tangga persis menuju area gua.
Mulai dari jambu air, sawo, ciplukan, sirsak, pisang hingga kacang rebus.
"Monggo dilarisi dagangan kulo mas, mbak," ucap Mbah Wudi kepada para pengunjung yang lewat.
Buah-buahan yang dijual ini, menurut Mbah Wudi, merupakan hasil dari kebun buah yang ada di pekarangan rumah anak-anaknya.
"Buah ini kan banyak tumbuh di pekarangan rumah anak saya. Anak saya yang kirim, terus saya jual kesini," terangnya.
Hasil dari jualan buah, diakui Mbah Wudi bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup dirinya dan suaminya.
"Sehari kadang dapat Rp 50-60 ribu. Bisa buat beli beras, buat layatan, buat kasih uang saku cucu kalau mau pergi sekolah,"tutur Mbah Wudi.
Senang Bekerja