Sianida, Racun Mematikan yang Pernah Merenggut Ribuan Nyawa dalam Sekejap
Penggunaan sianida terburuk terjadi pada Holocaust perang dunia 1 oleh Nazi, dan digunakan oleh Irak ketika terjadi perang Iran - Irak
Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM - Racun sianida disebut-sebut sebagai racun pembunuh klasik yang disejajarkan dengan arsenik.
Ini lantaran sudah digunakan sejak lama baik sebagai senjata pemusnah massal dalam peperangan maupun untuk membunuh perseorangan.
Berdasarkan penelusuran, penggunaan sianida terburuk terjadi pada Holocaust perang dunia 1 oleh Nazi, dan digunakan oleh Irak pada 16 Maret 1988 ketika terjadi perang Iran - Irak.
Dilaporkan lima ribu orang tewas akibat keracunan bom kimia sianida yang digunakan oleh Irak di perkampungan warga Kurdi, di Halabja, sebelah setalan Kurdistan.
Irak menggunakan senjata kimia ini dengan cara dijatuhkan dari pesawat-pesawat pembom Irak ke wilayah Halabja.
Peristiwa ini juga dikenal sebagai tragedi halabja, pembantaian halabja serta adapula yang menyebutnya sebagai Jumat Berdarah.
Adapun peristiwa ini merupakan bagian dari serangan Al-Anfal di Irak Utara dalam rangka mengusir tentara Iran yang tergabung dalam operasi Zafar 7.
Human Right Watch (HRW) melaporkan setidaknya 3200-5000 orang tewas akibat serangan tersebut. Sementara jumlah korban luka lebih besar lagi, hingga mencapai 7000 orang.
Ribuan orang meninggal akibat komplikasi penyakit maupun cacat lahir beberapa tahun setelah serangan mematikan tersebut.
Tanggal 1 Maret 2010, Pengadilan Tinggi Irak mengakui bahwa pembantaian halabja merupakan tindakan pembunuhan massal.
Keputusan ini disambut oleh Pemerintah Kurdistan yang mengutuk serangan tersebut.
Sementara BBC melansir bahwa senjata kimia itu setidaknya mengandung lima zat kimia meliputi, gas mustar, gas sarin, tabun dan VX serta sianida.
Bagaimana sianida bekerja?
Sebagaimana dilansir Daily Mail, Profesor Patrick Vallance dari Pusat Farmakologi Klinik mengatakan bahwa sianida memang menjadi racun yang sangat mematikan.
Sianida masuk ke dalam sel-sel tubuh dan menghentikan pasokan oksigen. Dengan gejala pertama korban akan merasa mual, kemudian pusing, bingung, kehilangan kordinasi tubuh, kemudian nafas terengah-engah diikuti oleh kejang otot dan hilangnya kesadaran.