Gunungkidul

Mengunjungi Wisata Alternatif Gunungkidul: Watu Payung

Watu Payung menawarkan pemandangan suasana alam pedesaan berlatar sungai Oya yang mengalir di bawahnya.

Penulis: Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Wisang Seto
Para pengunjung sedang menikmati keindahan obyek wisata Watu Payung 

Laporan Calon Reporter Tribunjogja Wisang Seto Pangaribowo

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Kabupaten Gunungkidul identik dengan objek wisata pantainya.

Akan tetapi saat ini muncul obyek wisata alternatif seperti objek wisata Watu Payung.

Obyek wisata ini terletak di Padukuhan Turunan, Desa Girisuko, Kecamatan Panggang.

Tempat ini bisa menjadi alternatif wisata Anda saat liburan Lebaran esok.

Watu Payung menawarkan pemandangan suasana alam pedesaan berlatar sungai Oya yang mengalir di bawahnya.

Tempat ini berupa objek wisata gardu pandang.

Baca: Wisata Alam Watu Payung, Dulunya Tempat Bersembunyi Masyarakat Dari Serangan Belanda

Pemandangan yang ditawarkan berupa hamparan perbukitan barat Gunungkidul yang memberikan suasana berbeda.

Nama Watu Payung sendiri diambil dari ikon tempat ini yakni berupa batu dengan bentuk melebar layaknya payung.

Seorang pengunjung Watu Payung, Vian warga dusun Singkil, Desa Giring, Kecamatan Paliyan mengatakan, obyek wisata ini sangat indah saat dikunjungi pada pagi hari.

"Watu Payung pemandangnnya sangat bagus saat pagi hari sebelum jam 7 pagi, bisa melihat matahari terbit, lalu di hamparan bukit ada seperti awannya," katanya.

Ia menambahkan di obyek wisata ini sangat baik untuk melakukan swafoto karena pemandangan dan kreativitas pengelola objek wisatanya.

"Latar belakangnya bagus buat selfie, lalu pengelola juga kreatif karena pengelola membuat ornamen-ornamen dari ranting pohon berbentuk seperti kapal dan menara," tuturnya.

Baca: Kembangkan Bunga Kertas Sebagai Spot Selfie, Rubiyanto Punya Misi Kurangi Pengangguran

Namun demikian, menurutnya masih ada kekurangan di obyek wisata ini yakni masih kurangnya toilet umum, dan kurangnya rambu-rambu keselamatan karena tempat ini berupa tebing.

"Kalau untuk foto harus bergantian karena ramai pengunjung saat hari libur, kalau terlalu penuh pengunjung keindahan fotonya berkurang, untungnya parkiran muat banyak kendaraan," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved