Situs budaya

Sendang Seliran, Pemandian Keluarga Raja Mataram Islam yang Tak Pernah Kering Meski Kemarau Panjang

Sendang Seliran, pemandian keluarga Raja Mataram Islam yang tak pernah kering meski kemarau panjang

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
Warga memadati komplek Sendang Seliran yang tengah dibersihkan. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ahmad Syarifudin

TRIBUNJOGJA.COM - Prosesi Kirab Budaya Ambengan Ageng dan Gunungan Kuliner Nawu Jagang Masjid Mataram Sendang Seliran yang dilaksanakan Minggu (29/4/2018), telah selesai.

Prosesi ditutup dengan rebutan gunungan oleh masyarakat serta  pembersihan sendang Seliran.

Sendang yang berada di komplek Makam Panembahan Senopati ini setiap tahun memang rutin dibersihkan.

Konon, sendang ini dulunya merupakan tempat pemandian para kerabat kerajaan Mataram Islam.

Dikisahkan Lurah Jagalan, Gono Santoso, Sendang Seliran sudah ada sejak zaman dahulu dan selalu digunakan oleh masyarakat sekitar untuk mandi dan kebutuhan lainnya.

"Sendang seliran ini dulunya digunakan sebagai tempat pemandian keluarga raja Mataram Islam. Dan terus sampai hari ini masih digunakan untuk mandi. Masyarakat sekitar sini sangat ketergantungan sama Sendang Seliran ini," ucapnya, usai prosesi kirab budaya Ambengan Ageng, Minggu (29/4/2018).

Sendang seliran sendiri merupakan sebuah mata air yang kini sudah dibuat menyerupai kolam.

Istimewanya, meski musim kemarau, air dalam sendang ini tak pernah kering.

Letak sendang ini tepat di sebelah selatan makam Kotagede.

Antara makam dan sendang dihubungkan oleh gapura dengan corak budaya yang unik.

Letak Sendang Seliran lebih rendah dibandingkan dengan kompleks makam, sehingga untuk menuju sendang, para pengunjung harus melewati beberapa anak tangga.

Sendang ini memiliki dua kolam pemandian. Ada Sendang Seliran Kakung (laki-laki) dan Sendang Seliran Putri.

"Masyarakat boleh saja memanfaatkan Sendang Seliran ini. Asalkan, ketika masuk sendang bagi yang putra ke sendang kakung dan putri ke sendang putri," terang Gono.

Selain sendang seliran kakung dan putri, di dalam komplek masjid gede Mataram ternyata juga memiliki sumber mata air lain, yakni sumber kemuning.

"Ketiga sumber mata air ini sudah ada sejak pertama kali Babad Alas Mentaok. Ketika Danang Sutawijaya (Panembahan senopati) awal mula mendirikan kerajaan Mataram Islam," jelasnya.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved