DIY
Minim Lahan, Petani di DIY Didorong Lakukan Inovasi
Petani dapat menanam varietas berbeda dari petani lain, atau mencari cara agar bisa panen di luar musim panen.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Minimnya lahan pertanian yang dimiliki para petani di DIY menimbulkan polemik.
Pasalnya, hal tersebut berdampak langsung pada tingkat kesejahteraan, sehingga inovasi harus dilakukan dan tidak sekadar mengandalkan teknik konvensional.
Berdasar hasil sensus Badan Pusat Statistik DIY tahun 2013 lalu, dari 455.401 rumah tangga pertanian pengguna lahan di DIY, sebesar 85,70 persen, atau sekitar 424.557 di antaranya, termasuk ke dalam kategori petani gurem, dengan kepemilikan lahan kurang dari 0,5 hektar.
Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan SDA Setda DIY, Sugeng Purwanto, menuturkan, dengan kondisi seperti itu, inovasi menjadi solusi yang bisa dipilih.
Satu di antaranya, dengan menanam varietas berbeda dari petani lain, atau mencari cara agar bisa panen di luar musim panen.
"Harus dicari solusi, bagaimana kemudian teknologi terkini bisa diterapkan. Masalahnya, sekarang pelakunya itu adalah orang tua-tua. Image pertanian kan juga harus diubah, agar menarik minat generasi muda untuk jadi petani," tuturnya, Rabu (11/4/2018).
Sugeng pun mengambil contoh, mengenai diperlukannya perlakuan pasca panen, yang mulai diterapkan di beberapa negara lain.
Misalnya, di Thailand, labu bisa dibentuk menyerupai wujud dewa.
Kemudian di China, petani memunculkan semangka unik, yang berbentuk kotak.
"Ya, kita arahnya ke situ. Inovasi untuk menghasilkan sesuatu yang lebih dari produk biasa," cetusnya.
Akan tetapi, Sugeng tidak mau terlalu muluk-muluk.
Untuk saat ini, inovasi paling mudah yang bisa dilakukan petani adalah dengan menjadi penangkar bibit padi.
Sebab, keuntungan yang didapat dari hasil penjualan bibit, bisa dikatakan lebih besar, dibandingkan menjual padinya.
"Untuk mengelola benih, tidak bisa dengan lahan yang luas, karena sulit. Karena itu, kebijakan Pak Gubernur arahnya ke industri benih. Nanti, untuk beras, pasokannya bisa ngambil dari daerah lain," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian DIY, Sasongko, mengatakan bahwa pihaknya sudah memikirkan cara, untuk mengatasi masalah minimnya lahan pertanian tersebut.
