Cerita Helikopter TNI yang Tetap Tangguh Terbang Walau Peluru Sniper Menembus Tanki Bahan Bakar
Terdapat lubang di fuel cell tersebut dengan diameter sekitar 5 cm dan diidentifikasi sebagai bekas tembakan peluru
TRIBUNJOGJA.COM - Ketika pemerintah RI melancarkan Operasi Pemulihan Keamanan di Aceh, Sumatera (2003) perlawanan dari kelompok bersenjata Gerakan Aceh Merdeka (GAM) masih sering terjadi.
Untuk memberikan dukungan baik keperluan angkut logistik maupun pasukan, TNI AU mengirimkan heli jenis Sikorsky S-58T Twin Pac ke Aceh.
Heli milik Skadron Udara 6 yang dikirim ke Aceh bernomor registrasi H-3451 dan para awaknya dipimpin oleh Kapten Pnb Handaka.
Suatu kali pada Jumat 21 Februari 2003. Kapten Pnb Handaka dan para awak heli Twin Pac mendapat perintah terbang dari Pangkoops TNI.
Tujuan penerbangan yang berisiko diserang pasukan GAM itu untuk melaksanakan misi dukungan Pusat Komando Pengendalian Operasi (Puskodalops) TNI.
Rute penerbangannya adalah Komando Pengendali ( KP) 3-Langsa-Iderayuek-KP3.
Pesawat take off dari KP3 pukul 10.45 WIB dengan ketinggian 3000 kaki, sementara laporan cuaca dari posko di Langsa menyatakan bahwa cuaca cerah dan kondisi aman untuk pendaratan.
Setelah mendarat di Langsa pukul 11.30 WIB, pesawat heli melanjutkan misi ke Iderayuek pukul 11.35 WIB.
Dalam penerbangan pilot heli mendapat laporan dari radio pasukan di Iderayeuk yang melaporkan bahwa cuaca mendung.
Demi menghindari cuaca buruk pesawat heli di arahkan untuk datang dari pantai (mengikuti alur garis pantai).
Namun baru lebih kurang 10 nautical miles (lebih kurang 18 kilometer) terbang dari Langsa, di daerah Sungai Raya cuaca memburuk dan turun hujan yang mempengaruhi jarak pandang (visibility) pilot.
Pilot memutuskan melakukan ground contact dan turun ke ketinggian 1500 kaki dengan maksud melihat kondisi cuaca di depan.
Pada ketinggian sekitar 500 meter itu pesawat heli sebenarnya rawan oleh serangan dari darat karena bisa dijangkau oleh tembakan senapan musuh.
Cuaca di depan ternyata kurang memungkinkan untuk dilalui sehingga diputuskan melakukan dog leg (mengambil rute melambung) ke arah yang lebih terang tepatnya di atas Sungai Raya.
Tapi di cuaca yang terang itu heli menjadi gampang dilihat dan ternyata telah diincar oleh sniper GAM yang kemudian menembakkan senapannya.