Nelayan Pantai Depok Bantul Akui Bulan Maret Merupakan Musim Bagus untuk Melaut

Pertengahan bulan Maret ini angin barat sedang berhembus nyaman, sehingga para nelayan merasa aman

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
Nelayan Pantai Depok tengah melakukan aktivitas pengangkatan kapal untuk diperbaiki, Jumat (16/03/2018) 

Laporan Reporter Tribunjogja.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Kendati banyak sampah berupa pohon kelapa dan pohon bambu yang menjerat jaring, nelayan Pantai Depok mengakui jika bulan ini merupakan musim yang bagus untuk melaut.

"Ini musimnya memang lagi bagus banget. Ombak pantai selatan lagi bersahabat, jadi nelayan disini tidak merasa takut saat melaut," ujar seorang nelayan Pantai Depok, Haris Prayogi, (43) saat ditemui di pantai Depok, Jumat (16/03/2018)

Menurutnya, pertengahan bulan Maret ini angin barat sedang berhembus nyaman, sehingga para nelayan merasa aman.

Ketika disingung mengapa dirinya pagi ini tidak melaut, ia mengaku masih menjaga tradisi leluhur nenek moyang.

"Hari ini Jumat Kliwon, jadi semua nelayan berhenti melaut. Ini sudah tradisi," ungkapnya.

Saat ditemui Tribunjogja.com, ia bersama nelayan lain tampak tengah bahu membahu mengangkat kapal dari bibir pantai untuk diperbaiki.

"Kalau libur ya begini, bersih-bersih dan memperbaiki kapal," ujarnya kemudian.

Ia sendiri berharap, sampah-sampah yang ada di laut sekitar kawasan pantai Depok bisa segera habis, sehingga para nelayan bisa tenang saat mencari ikan.

"Sampah yang ada di laut itu sering nyangkut di jaring. Jadi jaringnya cepat rusak," tutur dia.

Dikatakan Haris, karena banyaknya sampah yang menempel di jaring nelayan mengakibatkan setiap bulan pihaknya terpaksa harus membeli jaring yang baru.

Padahal, harga jaring untuk menangkap ikan tidak bisa dikatakan murah.

"Karena sampah, dalam satu bulan, para nelayan disini harus ganti jaring. Padahal harganya nggak murah. (jaring) Yang panjangnya 2000 meter harganya bisa sampai Rp 4 juta sampai Rp 5 jutaan. Setiap bulan terpaksa kita harus ganti," terangnya.

Kondisi itu tentu berbeda jika dalam kondisi tidak ada sampah. Satu jaring, menurut Haris, bisa dipakai sampai 3 bulan.

Sampah-sampah yang ada dilaut di sekitar kawasan pantai Depok, diceritakan Haris, kebanyakan berupa sampah bambu dan pohon kelapa yang terseret arus ke laut, saat banjir terjadi.

"Sampah yang nyangkut, ada pohon bambu sama akar-akarnya, ada juga pohon kelapa. Pas nyangkut di jaring itu kan berat banget ditarik. Begitu jaring naik ke permukaan, ternyata sampah," ujar dia. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved