Kembar tapi Beda Ras, Ini yang Dirasakan Marcia dan Millie Biggs
Marcia memiliki rambut cokelat muda dan kulit seperti ibunya. sedangkan Millie memiliki rambut hitam dan kulit hitam seperti ayahnya
Elizabeth Kolbert, jurnalis ilmiah, menuliskan bahwa ilmu pengetahuan modern menganggap “perbedaan yang terlihat di antara manusia adalah kecelakaan sejarah, seperti hasil mutasi, migrasi, seleksi alam, isolasi beberapa populasi, dan perkawinan silang”. Mereka bukanlah perbedaan rasial, karena konsep ras tidak memiliki basis genetik atau ilmiah.
Namun, 50 tahun setelah pembunuhan Pendeta Martin Luther King, Jr., identitas rasial telah muncul kembali sebagai garis pemisah mendasar di dunia kita.
Dianggap sebagai Sahabat
Si kembar telah mengerti dengan jelas apa itu rasisme. "Rasisme adalah dimana seseorang menilai Anda berdasarkan warna kulit Anda, bukan berdasarkan pada diri Anda yang sebenarnya," kata Millie. Marcia menggambarkan rasisme sebagai "hal yang negatif, karena bisa melukai perasaan orang."
Michael, yang memiliki usaha reparasi mobil, mengatakan bahwa dia kadang-kadang menghadapi permusuhan karena warna kulitnya. Dia dengan jelas mengingat sebuah episode di masa mudanya ketika sebuah mobil berisi sekumpulan pria mengebut ke sampingnya dan meneriaki serta mencemooh dia dan saudara-saudaranya.
"Sekarang semua telah berbeda," kata Michael. Baik dia maupun Amanda tidak pernah menyaksikan perilaku rasis terhadap anak kembar mereka. Millie dan Marcia pun mengatakan bahwa mereka tidak pernah merasakan rasisme saat orang merasakan kekontrasan pada penampilan mereka.
"Ketika orang melihat kita, mereka menganggap kita sahabat," ujar Marcia. "Ketika mereka mengetahui bahwa kita kembar, mereka agak terkejut karena rambut kita hitam dan putih," lanjutnya.
Namun, ketika si kembar ditanyai tentang perbedaan mereka, mereka menyebutkan sesuatu yang sangat kontras.
"Millie menyukai hal-hal yang feminin. Dia suka pink dan segala hal yang bersifat perempuan, "kata Marcia. "Saya tidak suka warna pink; saya tomboi dan apa adanya," imbuhnya. (Citra Anastasia/National Geographic)