Dua Menteri Jokowi Tinjau Alokasi Dana Desa di Magelang Pakai Andong
Kunjungan kerja Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo bersama Menteri Keuangan, Sri Mulyani.
Penulis: Rizki Halim | Editor: oda
Laporan Reporter Tribunjogja.com, Ahmad Syarifudin
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG- Kunjungan kerja yang dilakukan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo bersama Menteri Keuangan, Sri Mulyani di Desa Ngawen, Kecamatan Muntilan, Magelang tergolong unik, Sabtu (16/12/2017).
Pasalnya, dalam kunjungan kerja untuk mengecek alokasi dana desa tersebut tak ada kesan mewah yang tampak dalam penyambutan kedua menteri.
Tiba sekira pukul 09.40 WIB, keduanya disambut barisan anak-anak TK dan sekolah dasar sembari mengibarkan bendera merah putih.
Sri Mulyani tampak langsung menyapa barisan anak-anak kecil ini dengan senyum dan menyalaminya satu persatu.
Bahkan tak canggung, ia kemudian berswafoto bersama siswa-siswi dan masyarakat.
Agenda kedua menteri Jokowi itu blusukan ke desa, untuk mengunjungi Desa'SMart di Desa Ngawen, Kecamatan Muntilan, Magelang.
Mereka hendak meninjau pemanfaatan dana desa yaitu Warung Kuliner Desa Ngawen yang menggunakan dana desa sebesar Rp 130 juta.
Pembangunan warung kuliner itu dilakukan secara swakelola dengan 8-10 pekerja dari masyarakat lokal. Tujuannya, sebagi tempat kuliner wisatawan yang berkunjung ke Candi Ngawen.
Selain itu, keduanya juga tampak meninjau pintu air irigasi yang kemudian dilanjutkan keliling menikmati susana desa dengan menggunakan andong.
Puas menikmati andong, dan meninjau alokasi dana desa didesa Ngawen, keduanya kemudian segera bertolak menuju GOR Gemilang untuk acara diseminasi Dana Desa.
Diseminasi Dana Desa ini dihadiri oleh camat dan Kepala desa yang ada di Kabupaten Magelang.
Mengambil tema Optimalisasi Dana Desa dalam mendukung Pemberdayaan Masyarakat dan Perekonomian Desa.
"Di desa Ngawen, kami sudah liat. Konsep sudah terintegrasi antar kementerian. Orientasi lokus diharapkan bisa memberikan efek. Tadi saya juga melihat homestay Borobudur yang merupakan pengelola kawasan Borobudur, nanti bisa diintegrasikan dengan BUMdes," ujar Eko Putro Sandjojo.
Menurutnya, saat ini sudah ada sekitar 22 ribu BUMDes namun kurang matang. "Kita ingin memaksimalkan BUMdes dengan PT Mitra BUMDes Nusantara," imbuh dia.
