Gagasan Ini Bakal Membuka Peluang Tersedianya Banyak Rumah Murah di DIY
Dua tahun belakangan ini masih belum ada supply meski pemerintah pusat membebankan 500 unit rumah bersubsidi
Penulis: Victor Mahrizal | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.com, YOGYA - Sejalan dengan Musda Real Estat Indonesia (REI) DIY yang mengangkat tema Tantangan Penyediaan Hunian Terjangkau di DIY, REI DIY berkomitmen garap rumah murah.
Ketua DPD REI DIY, Nur Andi Wijaanto memaparkan bahwa di tengah perlambatan pasar properti, kelas atas dan menengah, pasar kelas bawah mulai menggeliat.
"Pasar kelas bawah dengan harga Rp 300 juta sebenarnya hanya 15%, meski peminatnya besar tidak banyak pengembang yang bermain di segmen ini,” ujarnya, Kamis (12/10/2017).
“Inilah momentum bagi pengembang untuk mulai menggarap pasar kelas bawah. Harapannya kontribusi pasar properti kelas bawah ini bisa naik 30%,” imbuhnya.

Sementara untuk kategori rumah bersubsidi (FLPP) di DIY, Andi mengatakan dua tahun belakangan ini masih belum ada supply meski pemerintah pusat membebankan 500 unit rumah bersubsidi.
“Saat ini yang baru berjalan 216 unit dalam perizinanan, itu pun masih belum bisa dipastikan apakah bisa dibangun tahun sampai akhir tahun ini,” ujarnya.
Meski bukan kategori rumah bersubsidi, penyediaan perumahan kelas bawah yang digagas oleh REI DIY, kata Andi, juga mempunyai arti penting dalam mendukung program satu juta rumah yang didengungkan oleh Presiden Joko Widodo.
“Di Yogyakarta gap perumahan kelas atas dan kelas bawah terlalu jauh. Penikmat properti kelas atas justru kebanyakan dari luar wilayah, sementara warga lokal tersingkir ke pinggiran,” kata Andi.
Developer Lirik Kulon Progo
Sementara itu, Megaproyek Bandara Internasional Kulonprogo, diyakini bakal memicu banyak pertumbuhan bisnis baru di kawasan Kulonprogo, satu di antaranya di bidang properti.
Ketua DPD Real Estat Indonesia (REI) DIY Nur Andi Wijayanto mengatakan kehadiran bandara, sudah barang tentu bakal diikuti dengan perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) termasuk juga kawasan untuk perumahan.
“Bandara merupakan magnet disisi bisnis. Ini merupakan tantangan bagi para anggota REI DIY untuk memberi peranan penataa hunian,” kata Andi disela Musda ke-10 DPD REI DIY, Rabu (11/10/2017) malam.
Andi mengungkapkan dengan kepastian pembangunan Bandara Kulonprogo oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X, sejumlah pengembang pun mulai melirik untuk menggarap pasar properti di wilayah paling barat Yogyakarta.
“Ya, ada gula ada semut, tercatat sudah ada empat developer baik dari Yogyakarta maupun dari luar yang tengah menjajaki proyek perumahan di Kulonprogo,” ujarnya.
Meski baru tahap penjajakan, Andi juga mengharapkan pemerintah daerah segera merampungkan Rencana Detail Tata Ruang (RDTK) untuk memudahkan pengembang REI untuk memetakan kawasan.
Andi juga menilai wilayah Kulonprogo masih memungkinkan untuk penyediaan rumah bersubsidi, karena harga tanah di kawasan tersebut digadang memungkinkan untuk membangun rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
“Kami harapkan ada dukungan dari pemerintah daerah. Satu di antaranya adalah masalah percepatan pemetaan wilayah dan perizinan,” pintanya.(tribunjogja.com)