Pemuda Siluk Kumpulkan Hasil Jual Sampah untuk Bangun Taman Bacaan
Lambat laun, para pemuda ini terketuk idenya untuk membuat ruang yang berguna untuk mengumpulkan para warga untuk melakukan kegiatan positif.
Penulis: sis | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Mulanya tak tercetus sama sekali di benak muda-mudi Desa Siluk untuk membuat taman bacaan.
Para pemuda hanya menggalakkan gerakan bersih-bersih sampah di kampung saja.
Dari gerakan bersih-bersih sampah itu, para pemuda ini menyisihkan sampah yang mana yang bisa dijual.
Sampah yang bisa dijual itu diuangkan untuk tabungan bangun desa.
Lambat laun, para pemuda ini terketuk idenya untuk membuat ruang yang berguna untuk mengumpulkan para warga untuk melakukan kegiatan positif.
Sampailah mereka dengan ide membuat taman bacaan kolong jembatan.
Sebelum seperti sekarang, para pemuda sempat kesulitan untuk mengajak warga Siluk untuk gemar membaca.
Disebutkan Kuat,penggagas taman bacaan ini, mesti memakai kiat-kiat khusus agar warga gemar membaca.
Namun kini, perjuangan para pemuda mulai menunjukkan hasil, tua muda sampai saat ini banyak yang meluangkan waktunya untuk sekedar membaca di taman ini.
Bahkan guru-guru TK tak jarang mengajak siswa-siswinya untuk belajar menggambar dan mewarnai di tempat ini.
Meskipun demikian tidak setiap hari taman bacaan ini dibuka.
Hal ini dikarenakan kesibukan para pengurusnya.
Taman bacaan ini hanya dibuka di hari Sabtu dan Minggu mulai pukul 14.00 hingga 17.00 WIB.
Menarik memang bila melihat kondisi taman bacaan di kolong jembatan ini, bentuknya diubah menjadi perpustkaan persis pada umumnya.
Ada rak-rak untuk menata buku dan juga ada kotak boks bekas buah yang diaplikasikan sebagai bangku tempat duduk.
Di tempat ini pengunjung bisa leluasa memilih ratusan buku yang disediakan, mulai dari buku pelajaran, ilmu pengetahuan, buku cerita, buku dongeng, hingga komik.
Kata Kuat, buku-buku ini merupakan sumbangsih para donatur yang peduli akan literasi. Sebagian buku pula ada yang dibeli secara mandiri.(*)