Kekerasan dalam Diksar Mapala UII

Cerita Asyam sebelum Meninggal: Punggungnya Disabet Rotan dan Diinjak

"Dokternya bilang, ibu mumpung anaknya masih bisa ngomong semampunya dia tolong ditanya. Ambil kertas dan pena," kata Sri.

TRIBUNJOGJA.com | Tris Jumali
Kesaksian Syaits Asyam sebelum meninggal. Ia mengaku dipukuli menggunakan rotan di bagian punggung, diinjak kakinya dan disuruh mengangkut beban air. Kesaksian ini ditulis oleh ibunya menggunakan kertas memo 

TRIBUNJOGJA.COM - Sebelum meninggal dunia, Syaits Asyam, mahasiswa Teknik Industri Universitas Islam Indonesia (UII) sempat bercerita mengenai apa yang dialaminya saat mengikuti The Great Camping di Gunung Lawu, Lereng Selatan, Tawangmangu, kepada ibunya, Sri Handayani.

"Hari Sabtu, saya mendapat kabar kalau Asyam masuk Rumah Sakit Bethesda itu jam 10.30 WIB. Saya langsung ke rumah sakit dan tiba sekitar pukul 11.30 WIB," ujar Sri saat ditemui di rumahnya di Jetis RT 13/RW 13, Caturharjo, Sleman, Senin (23/1/2017).

Sesampainya di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, Sri langsung menuju ke ruangan tempat putranya dirawat.

Dia pun kaget dengan kondisi putranya yang sulit bernafas serta kedua lengan dan punggungnya mengalami luka.

"Saya shock, kaget, melihat kondisi Asyam. Bernafas saja susah. Lalu saya dipertemukan dengan dokter dan menceritakan kondisi Asyam," ucapnya.

Dokter lantas menyarankan agar Sri mengajak putranya berbicara semampunya menceritakan apa yang dialami.

Dokter juga meminta agar apa yang disampaikan oleh Asyam dicatat.

"Dokternya bilang, ibu mumpung anaknya masih bisa ngomong semampunya dia tolong ditanya. Ambil kertas dan pena," kata Sri.

Saat itulah, Asyam menceritakan kepada ibunya bahwa punggungnya dipukul dengan menggunakan rotan dan diinjak.

Asyam juga mengeluhkan sakit pada bagian leher karena membawa air terlalu banyak.

"Anak saya dengan kemampuan ngomong tinggal 60 persen bercerita, punggungnya disabet rotan, diinjak dan lehernya sakit membawa air terlalu banyak," tegasnya.

Sri juga bertanya kepada putranya siapa yang melakukan tindakan tersebut. Asyam pun sempat menyebutkan nama siapa yang melakuan tindakan itu.

"Dari cerita temannya, Asyam itu sebenarnya sudah mau mengundurkan diri tetapi dilarang. Saya tidak tahu di hari keberapa Asyam mau mengundurkan diri," tandasnya.

Dia menceritakan, sebelum meninggal pada pukul 14.45 WIB di RS Bethesda Kota Yogyakarta, Asyam sempat meminta maaf kepadanya.

Bahkan putranya sempat mencium tangannya.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved