Prosesi Kirab Siwur Bisa Jadi Ajang Pariwisata

Upacara prosesi Kirab Siwur bukan merupakan upacara Kraton. Tetapi memang dilestarikan Forcib.

Penulis: app | Editor: oda
tribunjogja/arfiansyah panji
Prosesi Kirab Siwur di Imogiri, Kamis (6/10/2016). Acara tersebut diharapkan dapat lebih menarik potensi wisata. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Arfiansyah Panji Purnandaru

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Prosesi Kirab Siwur yang digagas oleh Forum Cinta Budaya Bangsa (Forcib) diharapkan bisa menjadi satu langkah untuk melestarikan budaya.

Selain itu, dengan adanya Kirab Siwur tersebut dapat menarik potensi wisata di Imogiri, Kamis (6/10/2016).

"Kita berharap dari tahun ke tahun ada peningkatan. Selain itu, semoga ada perhatian pemerintah terkait dengan pembinaan budaya yang ada. Karena imogiri merupakan salah satu pintu gerbang budaya," Toto Pamudji, selaku Ketua Panitia.

Menurut Toto, Kirab Siwur ini memiliki dua sisi tujuan. Yang pertama adalah terus mempertahankan budaya dan kedua mendorong sektor pariwisata. Sampai saat ini, gelaran tersebut terbukti sukses.

Sementara itu, KRT Hastononingrat selaku Bupati Puroloyo atau juru kunci Puroloyo menjelaskan bahwa upacara prosesi Kirab Siwur bukan merupakan upacara Kraton. Tetapi memang dilestarikan Forcib.

"Memang bukan upacara resmi Kraton, tapi ini nguri-uri budaya jadi perlu didukung," jelasnya.

Sementara yang merupakan acara resmi Kraton adalah Nguras Enceh yang dilaksanakan besok. Nguras Enceh berarti menguras genthong yaitu genthong peninggalan Sultan Agung yang berada di area pemakaman Raja-raja Imogiri.

Forum Cinta Budaya Bangsa (Forcib) menggelar prosesi Kirab Siwur. Prosesi tersebut merupakan acara yang dilakukan sebelum menggelar acara tahunan yaitu "Nguras Enceh" di area pemakaman Raja-raja Imogiri. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved