Di Lembah Himalaya Ini, Ratusan Jasad Masih Terkubur Sejak Gempa Dahsyat Setahun Lalu

Perkampungan lenyap seketika bersama dengan ratusan penduduknya yang terkubur longsoran es

Editor: Mona Kriesdinar
The Himalaya Times
Perkampungan Langtang di Lembah Himalaya sebelum terjadinya gempa Nepal pada 25 April 2015 silam 

TRIBUNJOGJA.COM, LANGTANG - Tepat satu tahun silam, gempa berkekuatan 7.8 SR mengguncang Nepal. Gempa menewaskan sekitar 9000 jiwa serta melukai lebih dari 22 ribu orang. Goncangan yang amat dahsyat itu pun menghancurkan infrastruktur hingga Nepal menderita kerugiaan sekitar USD 7 Milyar.

Hari ini, warga Nepal memeringati tragedi memilukan tersebut. Mereka berkumpul di perempatan Durbar, kathmandu, untuk berdoa bersama sambil menyalakan lilin.


Warga Nepal berkumpul dan berdoa bersama di Kathmandu untuk memeringati satu tahun peristiwa gempa yang terjadi pada 25 April 2015 silam [foto : XinHua/Cheong Kam Ka]

Sudah setahun sejak peristiwa itu terjadi, namun hingga kini Nepal masih merasakan dampaknya.

Proses rekonstruksi yang berjalan lamban, ditengarai menjadi penyebabnya.

Salah satunya bisa dilihat di kawasan pedesaan Langtang, Nepal yang berada di lembah pegunungan.

Desa ini lenyap, dan sekarang berubah menjadi seperti halnya kuburan massal.


Desa Langtang di Lembah Himalaya hilang sejak terjadinya gempa Nepal yang memicu longsoran es pada 25 April 2015 silam [AFP / Prakash Mathema]

Gempa saat itu telah mengguncang pegunungan Himalaya, hingga memicu terjadi longsoran es yang mampu menerjang apapun yang dilewatinya.

Longsoran es tersebut meluncur begitu cepat mengarah ke lembah dimana Desa Langtang berada.

Seketika, desa itu pun lenyap bersama ratusan penduduknya.

Para ahli memperkirakan, longsoran salju tersebut menghantam dengan kekuatan yang setara dengan setengah dari kekuatan bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima. Menurut mereka, sangat ajaib jika ada orang yang mampu selamat dari terjangan longsoran es tersebut.

Di tempat ini, setidaknya ada 283 orang warga tewas dan hilang serta 43 orang lainnya merupakan wisatawan dan pendaki gunung yang tengah berkunjung ke desa yang memang selalu menjadi daya tarik para pendaki gunung dari berbagai negara.

Sebagaimana dilansir AFP, Senin (25/4/2016), sebagian besar warga hilang tertimbun longsoran. Jasad mereka berada terlalu dalam di bawah reruntuhan yang mengubur mereka.

"Saya tak bisa menjelaskan seberapa besar kerugian yang kami derita, begitu banyak orang yang meninggal, tidak ada yang tersisa lagi," jelas Suppa Tamang, seorang warga yang selamat namun harus kehilangan istri dan anaknya.

Ia menjelaskan bahwa warga sangat kesulitan untuk bisa bangkit kembali dari keterpurukan. Terlebih penyaluran bantuan dari pemerintahan ternyata terlambat.

Tak mau hanya berpangku tangan, warga pun akhirnya membangun kembali permukiman mereka dari sisa-sisa bangunan yang masih tersedia tanpa bantuan penuh dari pemerintahan setempat.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved