WTT Tidak akan Buka Ruang untuk Bandara Kulonprogo

Warga tetap menolak pengukuran sebagai satu rangkaian penolakan megaproyek bandara Kulonprogo yang bakal menggusur tanah mereka.

Penulis: Yoseph Hary W | Editor: oda
Tribun Jogja/Yoseph Hary
Warga WTT dan aparat kepolisian kembali bersitegang di sela-sela pengukuran lahan calon bandara Kulonprogo 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Yoseph Hary W

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Ketua WTT, Martono, menegaskan warga tetap menolak pengukuran sebagai satu rangkaian penolakan megaproyek bandara Kulonprogo yang bakal menggusur tanah mereka.

Meski menghargai sosialisasi dalam pertemuan dengan BPN, Pemkab, dan Angkasa Pura I, Senin (14/12/2015), Martono menegaskan penolakan itu sudah menjadi keputusan warga.

"Mereka menyampaikan kewajiban dalam aturan-aturan. Padahal kami memiliki sertifikat yang logonya nasional," ujarnya, Senin.

Sebab itu, Martono menganggap IPL hanya merupakan sebatas izin penetapan. Artinya, IPL bukanlah sandaran untuk dapat melakukan penggusuran tanah warga.

Jika nantinya tim pengadaan tanah bandara akan melakukan pengukuran secara paksa, Martono pun menegaskan warga siap dan pasti akan melakukan pengadangan. Warga bakal tetap mempertahankan tanah agar tidak diukur BPN.

"Kami tidak akan membuka ruang," tegasnya.

Apalagi, menurut Martono, pengukuran itu disebutkan hanya untuk membantu pendataan tanah dan tanaman. WTT menganggap hal itu tidak perlu dilakukan pengukuran dan pendataan.

Dengan konsekuensi akhir harus berhadapan dengan pengadilan pun Martono menyatakan akan bertahan. "Kami akan layani sampai titik darah penghabisan. Di lokasi kami akan hadang," ujarnya.

Meski demikian, Martono mengaku tetap berusaha tidak melakukan tindakan anarkis. Yang jelas, warga yang menolak bandara akan tetap bertahan agar tim BPN tidak melakukan pengukuran lahan mereka. (tribunjogja.com)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved