Jejak Peradaban dalam Peringatan 200 Tahun Letusan Gunung Tambora

Jejak keagungan Tambora terpampang melalui potret foto tim Ekspedisi Kompas Cincin. Foto-foto tersebut dipamerkan di Hotel Inna Garuda Yogyakarta

Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Ikrob Didik Irawan
Tribun Jogja/Kurniatul Hidayah
Pengunjung pameran foto sedang melihat potret Tambora dalam peringatan 200 tahun meletusnya Gunung Tambora, NTB di Hotel Inna Garuda Yogyakarta, Senin (16/11/2015). 

TRIBUNJOGJA.COM - Banyak yang menyangka jika letusan gunung api terhebat di Indonesia adalah letusan gunung Krakatau yang terjadi pada tahun 1883.

Ternyata ada yang lebih dahsyat dari letusan Krakatau. Dialah Gunung Tambora yang berada di Nusa Tenggara Barat yang meletus pada 1815 dengan volume materi vulkanik hingga 160 km3.

Sebelum meletus hebat pada 10 April 1815, Gunung Tambora adalah gunung api tipe stratovulcano berbentuk kerucut dengan tinggi 4.200 meter.

Saat itu Tambora merupakan gunung api tertinggi di Nusantara, Kerinci (3805 meter) dan Semeru (3676) masih berada di bawahnya.

Terdapat tiga kerjaan yang berjaya di kaki Gunung Tambora. Mulai dari Kerajaan Tambora, Kerajaan Pekat, dan Kerajaan Sanggar.

Kerajaan-kerajaan tersebut diduga cukup makmur serta terlibat perdagangan dengan kerajaan sekitar dan juga VOC. Hasil bumi yang dihasilkan di sana berupa kemiri, kapulaga, padi, kopi, lada, madu, kain tenun tradisional dan kuda.

Jejak keagungan Tambora terpampang melalui potret foto tim Ekspedisi Kompas Cincin. Foto-foto tersebut dipamerkan di Hotel Inna Garuda Yogyakarta, hingga Selasa (17/11/2015).

Foto Fikria Hidayat menunjukkan tentang usaha tim dari Balai Arkeologi Bali yang melakukan ekskavasi di kaki Gunung Tambora.

Ekskavasi menemukan sisa-sisa permukiman yang tertimbun material letusan dahsyat Gunung Tambora tahun 1815.

Di foto lain terlihat jelas temuan tiang kayu yang melengkapi umpak batu yang ditemukan sebelumnya.

Temuan tersebut menjadi kunci untuk memastikan bentuk dan tinggi rumah Tambora di era tersebut. Bentuk rumahnya dapat dipastikan berbentuk rumah panggung dari lubang-lubang penghubung antar tiang.

Bukti peradaban di kaki Gunung Tambora terlihat dari temuan mangkok keramik dari Cina - Dinasti Ching.

Ditemukan juga benda lain berbahan logam seperti cincin, bandul, kalung, keris, pisau, mata tombak, cu'a dan uang logam.

Ada juga bekas alat-alat rumah tangga seperti fragmen alat tenun, tali tambang, niru, anyaman daun lontar, juga ditemukan padi, buah kemiri, dan biji kopi.

Dituliskan dalam sebuah foto penemuan benda purba tersebut, jika nantinya arkeolog lebih fokus untuk merekonstruksi permukiman di sekitar situs Tambora.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved