PT Reska Reguk Rp 7 juta Per Hari Dari Loko Cafe
Anak bisnis perusahaan tersebut, PT Reska Multi Usaha, juga kecipratan 'jatah' menggarap pasar potensial itu untuk restorannya, Loko Cafe.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Singgih Wahyu Nugraha
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Hiruk pikuk penumpang moda transpotasi kereta api di Stasiun Tugu Yogyakarta tak melulu jadi lahan garapan PT Kereta Api Indonesia. Anak bisnis perusahaan tersebut, PT Reska Multi Usaha, juga kecipratan 'jatah' menggarap pasar potensial itu untuk restorannya, Loko Cafe.
Restoran ini berada di dalam areal peron penumpang dan diresmikan mulai akhir 2014 lalu. Dalam hal ini, PT Reska yang sebelumnya sudah menangani bidang restorasi di atas kereta dan perparkiran stasiun berusaha menyuguhkan dine experience (pengalaman santap) berbeda bagi para penumpang. Baik yang sedang menunggu kereta ataupun penumpang yang datang.
"Tujuan dibukanya Loko Cafe ini adalah untuk men-support pelayanan PT KAI dan pemanfaatan aset strategisnya. Kami ingin ada tempat yang cozy (nyaman) bagi penumpang untuk bersantai sembari menunggu jam perjalanan," kata Decil Christianto, Manager Cafe, Resto dan Katering PT Reska Multi Usaha, Minggu (26/4/2015).
Keberadaan kafe dalam kompleks stasiun ini menjadi bntuk terobosan usaha bagi PT Reska. Yogyakarta disebutkan Decil jadi kota pertama yang dipilih sebagai lokasi bisnis dengan pertimbangan trafik penumpang dan sektor pariwisata yang cukup berkembang. Setelah Yogyakarta, Loko Cafe saat ini juga sudah hadir di Stasiun Gubeng (Surabaya) serta Stasiun Poncol (Semarang).
Loco Cafe Tugu mengambil tempat di bangunan utama stasiun. Desain interiornya mengusung konsep industrial modern classic dengan unsur kayu dan besi sehingga serasi dengan konsep bangunan berstatus heritage tersebut.
Menu makanan yang dihadirkan selain bercorak western juga menampilkan santapan tradisional khas Yogyakarta sebagai menu unggulan. Sebut saja mie godog, tengkleng ayam, garang asem dan rawon iga monster. Adanya menu khas lokal ini juga diaplikasikan di semua cabang Loko Cafe.
"Menu makanan kami bikin serius dengan memasukkan muatan lokal. Total ada 25 jenis makanan dan 30 jenis minuman yang kami hadirkan di Loko Cafe ini," tambah Decil.
Target konsumen utamanya tentu saja para penumpang yang akan bepergian melalui stasiun tersebut. Selain itu, pihaknya juga menyasar komunitas railfans (penggemar kereta api) dan komuter untuk bisa mengadakan gathering di tempat tersebut.
Decil menyebutkan pihaknya memang sangat bergantung pada keberadaan penumpang kereta api. Tak heran, keramaian kunjungan di kafe pun tak lepas dari jadwal kedatangan dan keberangkatan kereta api. Revenue sejauh ini disebutkannya mampu mencapai Rp 4juta-7 juta per hari saat weekend dengan kunjungan lebih dari 150 orang sehari.
Pihaknya mengaku masih akan membuka cabang di stasiun lain yang dinilai potensial untuk digarap. Semisal Solo, Purwokerto, Semarang Tawang, Cirebon dan lainnya.
"Kami masih mengkaji potensi dan ketersediaan lahan di tempat lain. Ada yang secara potensi kunjungan bagus namun tidak ada tempat lagi. Itu akan kami jadikan pertimbangan" tukasnya.(*)