UNICEF : 120 Juta Anak Perempuan di Dunia Telah Dipaksa Berhubungan Seks

Badan PBB untuk Anak-Anak,UNICEF merilis fakta mengejutkan mengenai tindakan kekerasan terhadap anak perempuan di seluruh dunia

Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: tea
zoom-inlihat foto UNICEF : 120 Juta Anak Perempuan di Dunia Telah Dipaksa Berhubungan Seks
IST
Ilustrasi

TRIBUNJOGJA.COM - Badan PBB untuk Anak-Anak, UNICEF merilis fakta mengejutkan mengenai tindakan kekerasan terhadap anak perempuan di seluruh dunia. Dalam rilis yang disampaikan pada hari Kamis (4/9/2014) kemarin, UNICEF mengungkapkan bahwa ada 120 juta anak perempuan di seluruh dunia yang dipaksa untuk berhubungan seksual. Selain itu, dalam laporan yang berjudul The Hidden in Plain Sight itu, UNICEF juga mengungkapkan bahwa satu dari lima korban kasus pembunuhan di seluruh dunia adalah anak-anak. Dengan demikian, pada tahun 2012 lalu ada 95 ribu kemarin yang terjadi di seluruh dunia.

Adapun rilis ini merupakan hasil analisa data dari 190 negara di dunia. UNICEF menemukan statistik yang mencengangkan atas kasus pembunuhan anak, kekerasan dalam rumah tangga, dan pemerkosaan.

Laporan itu menemukan, kejahatan terhadap anak-anak umum terjadi di dalam rumah dan justru dilakukan perawat anak. Juru bicara Unicef untuk Kawasan Timur dan Selatan Afrika, James Elder, mengatakan, laporan ini bahkan mungkin tidak mencakup keseluruhan aspek dari masalah tersebut.

"Kejahatan ini sering kali sangat sulit dideteksi, bahkan umumnya tidak dilaporkan sehingga hal yang paling menakutkan dari laporan ini adalah kita mengetahui adanya fakta kalau jumlah yang tercatat dalam laporan ini bisa jadi jauh lebih rendah dari realitas sebenarnya,” papar Elder.

Laporan Unicef ini mengungkapkan, terdapat 120 juta orang gadis telah dipaksa berhubungan intim dan melakukan aktivitas seksual sebelum mereka berusia 20 tahun. Selain itu, data yang dikumpulkan juga menemukan, di sejumlah negara, 80 persen wanita dewasa meyakini bahwa tindakan suami memukul istri itu merupakan hal yang bisa diperbolehkan.

Kondisi yang lebih buruk terjadi pada anak perempuan yang menikah pada usia remaja. Diketahui satu dari tiga atau sekitar 84 juta telah menjadi korban dari sejumlah bentuk kekerasan oleh suami maupun pasangan mereka.

Laporan ini juga menyebutkan, ada jutaan anak-anak di seluruh dunia yang juga mengalami kekerasan di sekolah. Satu dari tiga pelajar remaja mengaku telah menjadi korban bullying dan laporan juga menunjukkan bahwa anak-anak korban kasus kejahatan jarang yang meminta bantuan.

"Laporan ini menunjukkan prevalensi kasus kejahatan terhadap anak-anak. Kita mungkin tidak selalu menyaksikan dan mendengar kejadiannya, tapi sayangnya, anak-anak yang merupakan kelompok masyarakat paling rentan tidak bersalah ternyata telah menjadi korban kejahatan dalam jumlah yang cukup signifikan,” ungkap Elder lagi.

Terkait kekerasan akibat kedisiplinan, laporan ini menyebutkan, hampir sepertiga orang dewasa meyakini hukuman fisik diperlukan untuk anak-anak.

Namun, Elder optimistis bahwa perilaku terhadap anak-anak ini akan berubah mengingat perilaku terhadap tembakau atau rokok saja sudah bisa berubah di Australia dalam kurun waktu 30 tahun terakhir.

Dia mengatakan, Australia merupakan pemimpin di bidang pembahasan terkait keselamatan anak, tetapi tetap ada tren yang mengkhawatirkan.

"Sering kali negara memiliki aturan atau kebijakan yang bagus, tapi ini persoalan implementasi,” tegasnya.

"Apa yang terjadi di tingkat masyarakat, kemudian akan merambah pada perilaku masyarakat ke arah itu dan itu memerlukan proyek yang bersifat jangka panjang,” ujar Elder.(*)

Sumber : ABC Australia, KOMPAS.com

Tags
UNICEF
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved