Bentrokan Pengasong vs Polsuska

Bentrokan Pengasong vs Polsuska Sudah Terjadi Berkali-Kali

Adapun sejak tanggal 1 November lalu, PT KAI dibantu aparat dari Polri dan TNI melaksanakan operasi tertib

Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM/OBED DONI ARDIYANYO
Ilustrasi Polsuska di Stasiun Klaten 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Rento Ari Nugroho dan Obed Doni Ardiyanto

TRIBUNJOGJA.COM, PURWOKERTO - Bentrokan antara pedagang asongan dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) kembali terjadi. Kali ini puluhan pedagang asongan bentrok dengan Polisi Khusus Kereta Api (Polsuska) yang berujung pada penyiraman air panas pada Polsuska di stasiun Purwokerto. Atas kejadian ini PT KAI akan menempuh jalur hukum.

Manajer Humas PT KAI Daop V Purwokerto, Surono dalam siaran persnya, Jumat (27/12/2013) malam, menjelaskan bahwa kejadian ini merupakan insiden kedua dalam dua hari terakhir. Kejadian pertama pada Kamis (26/12/2013) siang di stasiun Notog. Saat itu pedagang asongan marah karena tidak bisa masuk ke KA Kutojaya karena semua pintu kereta tertutup.

"Mereka memecahkan kaca pintu kereta bahkan ada yang melemparkan air panas ke petugas security yang mengawal kereta api," imbuhnya.

Insiden serupa juga beberapa kali terjadi di Stasiun Klaten. Berdasarkan catatan Tribun Jogja, yang paling baru terjadi pada tanggal 6 September lalu. Para pengasong bersitegang dengan Polsuska di Stasiun Klaten. Kemudian pada tanggal 3 Septermber juga terjadi insiden serupa di stasiun tersebut. Sedangkan pada tanggal 4 Juli, pengasong melaporkan Polsuska ke Polisi dengan tuduhan pemukulan. Insiden tersebut terjadi saat Polsuska mendorong Purwanti (40) seorang pengasong, ke belakang saat mencoba masuk ke dalam gerbong rangkaian KA Sri Tanjung, di Stasiun Klaten.

Adapun sejak tanggal 1 November lalu, PT KAI dibantu aparat dari Polri dan TNI melaksanakan operasi tertib. Operasi ini dilaksanakan secara serentak di seluruh Daerah Operasi (Daop) PT KAI untuk semua stasiun dan kereta api.

Manajer Humas PT KAi Daop V Purwokerto Surono saat itu, menjelaskan bahwa sasaran utama pelaksanaan operasi tertib ini adalah pedagang asongan, pengamen, pengemis, gelandangan dan penumpang gelap yang berada di stasiun dan kereta api. Keberadaan pedagang asongan, pengamen, pengemis dan gelandangan selama ini dinilai mengganggu ketertiban, kenyamanan dan keamanan penumpang.

Surono melanjutkan, dalam pelaksanaannya tim penertiban Daop V Purwokerto berkoordinasi dan bekerjasama dengan tim penertiban dari Daop lain yang secara serentak juga melaksanakan operasi yang sama secara lintas Daop.

"PT KAI menggandeng Polri dan TNI dalam melakukan operasi tertib ini karena saat ini memang telah terjalin MoU dan kerja sama antara PT KAI dengan pihak Polri dan TNI. Mou dan kerjasama tersebut diselenggarakan antara lain dalam hal pelaksanaan pengamanan terhadap operasional kereta api serta penertiban dan pengamanan aset- aset PT KAI," imbuhnya, Senin (4/11/2013).

Surono mengungkapkan, operasi tertib ini dilaksanakan karena masih banyaknya komplain dari penumpang tentang adanya asongan yang masih tetap nekat berjualan dalam kereta api meskipun hal ini adalah larangan. "Keberadaan mereka dikeluhkan penumpang karena sangat mengganggu ketertiban dan kenyamanan," katanya.

Diharapkan, lanjutnya, dengan pelaksanaan operasi tertib ini seluruh stasiun dan kereta api yang melintas akan bisa benar- benar steril dan bebas dari keberadaan pedagang asongan, gelandangan, pengamen dan pengemis. Pada akhirnya, kenyamanan dan keamanan penumpang lebih terjamin. (*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved