Jelang Lebaran, Perajin Emping Kulonprogo Kebanjiran Order
Dua pekan menjelang lebaran, perajin emping di wilayah Kulonprogo kebanjiran order.
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: tea

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Dua pekan menjelang lebaran, perajin emping di wilayah Kulonprogo kebanjiran order. Bahkan banyak perajin yang kewalahan untuk memenuhi permintaan dari konsumen.
Salah satu perajin emping melinjo di Ringinardi, Karangsari, Pengasih Kulonprogo, Ngatini (43) mengaku sejak awal puasa lalu pesanan emping melinjo terus meningkat. Pesanan biasanya datang dari pedagang-pedagang besar di Pulau Jawa. Hingga pertengahan bulan puasa ini dirinya sudah mengirim emping melinjo sebanyak dua kwintal ke Bandung. “Pesanan emping terus meningkat menjelang lebaran ini. Saya sampai kewalahan karena pesanan mencapai kwintalan,”katanya saat ditemui di rumahnya, Jumat (3/8/2012).
Ia menjelaskan, akibat banyaknya pesanan emping melinjo ini, harganya juga terdongkrak naik dari sebelumnya hanya Rp 25 ribu perkilogram menjadi Rp 28 -30 ribu perkilogram. Hal ini dipengaruhi oleh semakin sendikitnya perajin emping yang masih bertahan. Kalaupun ada hanya sanggup memproduksi emping dalam jumlah kecil.
Ngatini mengaku, dirinya hanya memperkerjakan dua tenaga kerja saja karena saat ini memasuki musim panen padi sehingga banyak tenaga kerjanya yang beralih profesi. Setiap tenaga kerja bisa memproduksi emping sebanyak 4-5 kilogram setiap harinya. Akibatnya dirinya kewalahan untuk memenuhi pesanan menjelang lebaran nanti. Untuk memenuhi pesanan yang terus meningkat, dirinya juga meminta bantuan tetangganya untuk membuat emping. Buah melinjo dikirimkan ke ibu-ibu rumah tangga di sekitar rumahnya untuk dibuat emping. “Saya juga memperkerjakan tetangga saya. Mereka membuat emping melinjo sebagai pekerjaa sampingan,”katanya.
Sebenarnya membuat emping melinjo ini cukup mudah. Buah melinjo yang sudah tua hanya perlu digoreng sangan. Setelah matang, buah melinjo langsung ditumbuk dan kemudian dijemur. Setelah kering, emping sudah siap dibungkus dan dikirim ke kota tujuan.
Perajin emping lainnya, Gunarti mengaku selama bulan ramadan ini dirinya tidak hanya mendapatkan pesanan dari pedagang saja. Pesanan juga hadir dari kalangan peserorangan dan instansi. Setidaknya untuk lebaran nanti sudah mendapatkan pesanan sebanyak 70 kilogram dari Dinas Perindustrian Pedagangan dan ESDM Kulonprogo. “Selain dari Kulonprogo sendiri, saja juga sudah mendapatkan pesanan dari luar kota seperti Bandung, Semarang dan Jakarta,” katanya.
Menurutnya, pesanan emping melinjo ini memang selalu mengalami peningkatan saat memasuki bulan ramadan hingga menjelang labaran. Emping melinjo merupakan salah satu makanan khas yang banyak disukai oleh masyarakat. Makanan ini biasanya dikombinasikan dengan bersama tape ketan.
Selain emping melinjo, kata Gunarti, warga di wilayahnya juga memproduksi emping garut. Harga emping ini lebih mahal dibandingkan dengan emping melinjo. Untuk kwalitas super, emping garut dijual dengan harga Rp 50 ribu perkilogram. Sedangkan kwalitas biasa hanya sekitar Rp 21 ribu perkilogram. “Selain emping melinjo, pesanan emping garut juga meningkat menjelang lebaran ini,”pungkasnya.(*)