Dian menilai, inovasi dari Desa Salam seperti perpustakaan keliling, literasi calon pengantin, hingga Pustaka Difabel Mandiri menjadi bukti bahwa konsep literasi dapat dibumikan secara kreatif dan relevan dengan kebutuhan warga desa.
“Gerakan literasi harus dimulai dari rumah. Dari keluarga yang membiasakan membaca, dari anak-anak yang tumbuh akrab dengan buku dan informasi berkualitas. Kalau desa bisa bergerak, maka kabupaten pun akan ikut maju,” tambahnya.
Ia berharap, prestasi Rumah Baca Salam dapat memicu tumbuhnya rumah baca dan perpustakaan desa yang lebih aktif, ramah anak, dan dikelola secara kreatif di seluruh Kabupaten Magelang.
“Saya percaya, gerakan literasi Kabupaten Magelang akan semakin kuat jika desa-desa bergerak bersama. Kita butuh lebih banyak ruang membaca, ruang belajar, dan ruang untuk anak muda berkreasi,” terang Dian. (tro)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.