7 Rekomendasi Film Indonesia yang Cocok Jadi Referensi Filmmaker Pemula
Industri film Indonesai saat ini terus berkembang dengan karya-karya berkualitas yang tidak hanya sukses secara komersial.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Muhammad Fatoni
Ringkasan Berita:
- Industri film Indonesia terus berkembang dan menjadi rujukan penting bagi filmmaker pemula.
- Film seperti Laskar Pelangi, The Raid, dan Ada Apa dengan Cinta? menawarkan pelajaran visual dan storytelling.
- Karya Garin Nugroho dan Joko Anwar memperlihatkan kekuatan gaya artistik dan atmosfer horor yang khas.
- Menonton film Indonesia membantu memahami karakter sinema lokal yang autentik dan penuh identitas.
TRIBUNJOGJA.COM - Industri film Indonesai saat ini terus berkembang dengan karya-karya berkualitas yang tidak hanya sukses secara komersial.
Bagi filmmaker pemula, menonton film Indonesia adalah cara terbaik untuk memahami karakter khas sinema lokal mulai dari gaya visual, budaya, dialog, hingga teknik penyutradaraan.
Baca juga: 5 Rekomendasi Film yang Wajib Ditonton Bagi Kamu yang Punya Cita-cita Jadi Sutradara
Berikut ini rekomendasi film Indonesai yang wajib ditonton filmmaker pemula sebagai referensi pembelajaran:
1. Laskar Pelangi
Laskar Pelangi adalah film yang disutradari oleh Riri Riza pada tahun 2008.
Film ini menceritakan tentang kisah perjuangan sekelompok anak dari keluarga miskin di Pulau Belitung untuk meraih pendidikan di sebuah SD Muhammadiyah yang terancam ditutup karena kekurangan murid.
Dengan visual Belitung yang hangat dan natural, Laskar Pelangi mengajarkan pentingnya lokasi dan elemen penceritaan yang kuat.
2. The Raid
The Raid adalah film yang disutradarai oleh Gareth Evans yang pada 2011.
Sutradara menghadirkan film aksi yang dikenal dunia karena koreogradi pertarungan yang rapi dan pencahayaan dramatis.
Film ini cocok bagi filmmkaer yang ingin mempelajari blocking aksi, ritme adegan dan penggunaan ruang sempit secara efektif.
3. Ada Apa dengan Cinta?
Ada Apa Dengan Cinta adalah film yang disutradarai oleh Rudi Soedjwarwo pada tahun 2002.
Film ini menjadi tonggak sinema modern Indonesia yang menarik untuk dipelajari dari segi struktur drama remaja, ritme dialog.
Dan bagaimana karakter dibangun dengan kuat melalui interaksi dan konflik personal.
4. Kucumbu Tubuh Indahku
Kucumbu Tubuh Indahku adalah film yang disutradarai oleh Garin Nugroho pada tahun 2018.
Garapan Garin Nugroho ini menghadirkan sinematografi artistik dengan bahasa visual yang penuh simbol.
Cocok sebagai rujukan untuk mempelajari gaya sinema puitis dan penggunaan gerak tubuh sebagai medium cerita.
5. Pengabdi Setan
Pengabdi Setan adalah film yang disutradarai oleh Joko Anwar pada tahun 2017.
Joko Anwar sukses membangkitkan horor Indonesia dengan atmosfer yang kuat dan sound design yang detail.
Film ini ideal untuk dipelajari oleh filmmaker yang ingin memahami bagaimana suara, pencahayaan, dan tempo menciptakan ketegangan.
6. Athirah
Athirah adalah film yang disutradarai oleh Riri Riza pada tahun 2016.
Film ini menyajikan rekonstruksi suasana tahun 1960-an secara detail.
Cocok untuk memahami desain produksi, wardrobe, dan mise-en-scene yang autentik.
7. Aruna dan Lidahnya
Aruna dan Lidahnya adalah film yang disutradarai oleh Edwin pada tahun 2018.
Film ini menampilkan food cinematography yang memanjakan mata.
Selain itu, gaya warna hangat dan dialog natural bisa menjadi referensi bagi filmmaker yang ingin membuat drama kontemporer dengan visual estetik.
Film-film Indonesia di atas memberikan banyak pelajaran bagi filmmaker pemula mulai dari teknik visual, storytelling, suara, hingga pemanfaatan budaya lokal sebagai kekuatan utama.
Mengenal karya dalam negeri merupakan langkah penting untuk menciptakan film yang autentik, relevan, dan sarat identitas Indonesia. (MG Kartika Larasati)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jogja/foto/bank/originals/Film-Laskar-Pelangi-27.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.