Dosen UMBY Lahirkan Model CAMP untuk Karier Remaja dari Riset Doktoral di Australia
Dalam penelitiannya, Ranni mengumpulkan data dari 2.646 siswa SMA di berbagai wilayah Indonesia.
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Bagaimana remaja menentukan pilihan karier di tengah ketidakpastian hidup?
Pertanyaan itu menjadi titik berangkat riset doktoral Ranni Merli Safitri, dosen Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY), di University of New South Wales (UNSW), Sydney.
Dalam disertasinya berjudul A Theoretical Model for Adolescents’ Career Decision-Making Processes (CAMP), ia menawarkan pendekatan baru yang mengintegrasikan tiga teori utama tentang keputusan karier.
Melalui risetnya di School of Education, Faculty of Art, Design and Architecture, UNSW, Ranni berupaya menjawab persoalan kompleks yang sering dihadapi remaja ketika menentukan arah masa depan mereka.
Ia menjelaskan bahwa banyak penelitian terdahulu membahas teori-teori pengambilan keputusan karier secara terpisah, sehingga belum mampu memberikan gambaran menyeluruh tentang proses yang dijalani remaja.
“Keputusan karier pada masa remaja merupakan proses yang kompleks dan penuh ketidakpastian. Banyak penelitian sebelumnya cenderung membahas teori-teori secara terpisah, sehingga kurang memberikan gambaran menyeluruh tentang cara remaja membuat keputusan dalam berkarier,” ujar Ranni.
Pendekatan baru yang dikembangkan Ranni diberi nama CAMP, singkatan dari Career decision-making process among Adolescents: A Multi-theoretical Perspective.
Model ini menggabungkan tiga landasan teoretis besar — Trait-Oriented Approach, Social-Cognitive Theory dan Career Readiness Framework untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan karier remaja secara lebih komprehensif.
“Disertasi ini mengkaji proses pengambilan keputusan karier pada remaja melalui pendekatan holistik yang disebut CAMP. Penelitian ini mengintegrasikan tiga pendekatan teoretis tersebut untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi keputusan karier remaja,” jelasnya.
Dalam penelitiannya, Ranni mengumpulkan data dari 2.646 siswa SMA di berbagai wilayah Indonesia.
Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) untuk menguji validitas prediktif masing-masing pendekatan, sekaligus membangun model integratif yang paling akurat.
“Tujuan utama penelitian ini adalah menguji validitas prediktif masing-masing pendekatan, membangun model integratif, dan mengidentifikasi model terbaik,” katanya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model integratif yang dimodifikasi terbukti paling efektif dalam menjelaskan proses pengambilan keputusan karier remaja secara komprehensif dan aplikatif.
“Hasilnya menunjukkan bahwa model integratif yang dimodifikasi merupakan model paling efektif dalam menjelaskan proses pengambilan keputusan karier remaja secara komprehensif dan aplikatif,” ujar Ranni.
Keberhasilan riset tersebut mengantarkan Ranni menyelesaikan studi doktoralnya di UNSW dengan masa studi empat tahun.
Ia secara resmi meraih gelar Doctor of Philosophy (PhD) pada 23 Oktober 2025. Dalam penelitian itu, Ranni dibimbing oleh Professor Jihyun Lee sebagai primary supervisor dan Associate Professor Paul Evans sebagai secondary supervisor. Dua penguji eksternal turut menilai disertasinya, yakni Dr. Arief Gregory D. Liem dari Nanyang Technological University (Singapura) dan Dr. Hye Eun Chu dari Macquarie University (Australia).
Setelah meraih gelar doktor, Ranni berharap penelitiannya dapat memberi manfaat lebih luas bagi pengembangan ilmu psikologi pendidikan dan bimbingan karier remaja di Indonesia.
“Saya berharap dapat berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang psikologi pendidikan dan bimbingan karier remaja. Saya juga berharap dapat menjalin kolaborasi lintas institusi dan disiplin ilmu untuk memperkuat integrasi antara teori dan praktik dalam psikologi dan pendidikan,” ungkapnya.
Dekan Fakultas Psikologi UMBY, Reny Yuniasanti, M.Psi., Ph.D., Psikolog, turut berbahagia atas capaian tersebut.
Ia menilai keberhasilan Ranni tidak hanya membanggakan kampus, tetapi juga memperkuat komitmen fakultas dalam meningkatkan kualitas akademik dosen.
“Gelar doktor yang telah diraih bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan baru. Kami berkomitmen untuk menjaga kualitas tenaga pengajar dengan terus mendorong dosen-dosen mencapai gelar akademik tertinggi, baik di dalam maupun di luar negeri,” kata Reny.
Pencapaian Ranni Merli Safitri menambah daftar dosen UMBY yang menorehkan prestasi akademik di kancah internasional.
Lebih dari sekadar capaian pribadi, penelitian ini menjadi kontribusi penting dalam memperkaya perspektif tentang bagaimana generasi muda Indonesia dapat mengambil keputusan karier dengan lebih sadar, terarah, dan tangguh menghadapi masa depan. (*)
| Pelantikan Rektor UMBY Periode 2025–2029, Pembangunan Kampus dan Peningkatan SDM Jadi Prioritas |
|
|---|
| UMBY Teguhkan Komitmen sebagai Kampus Sociopreneur, Luluskan 1.426 Wisudawan |
|
|---|
| Dosen Ekonomi UMY Sebut Family Office Bisa Jadi Mesin Investasi Jangka Panjang |
|
|---|
| Wakil Dubes Australia Kunjungi Yakkum, Perkuat Kemitraan untuk Masyarakat Inklusif |
|
|---|
| DIY dan Victoria Perpanjang Kerja Sama: Fokus Pendidikan, Kreativitas, dan Hubungan Antarmasyarakat |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.