Makna Lagu
Makna Lagu Closure Pamungkas: Pengakuan Jujur Mengakhiri Hubungan Toxic
Lagu ini bukan sekedar balada tentang perpisahan, ia adalah deklarasi kemerdekaan emosional dari siklus manipulasi dan kebohongan.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
Ringkasan Berita:
- Lagu yang berjudul Closure milik Pamungkas merupakan lagu lama yang dirilis 5 tahun lalu, namun masih eksis hingga sekarang.
- Liriknya yang menceritakan tentang perjuangan dalam berhenti berjuang untuk orang lain, demi kedamaian diri sendiri menjadikannya relevan dengan masa kini.
- Pesan utama dari lagu ini adalah menyerah tidak selalu menjadi bentuk kelemahan, terkadang ia merupakan bentuk cinta yang luhur terhadap diri sendiri.
TRIBUNJOGJA.COM – Closure merupakan karya musik milik Pamungkas yang sudah dirilis sejak 5 tahun lalu.
Namun, umurnya yang telah lama itu tidak membuat karya Pamungkas yang ini kehilangan panggungnya.
Liriknya yang sarat akan makna tentang berhenti berjuang untuk orang lain, demi kebaikan diri sendiri masih sangat relevan hingga saat ini.
Lagu ini bukan sekedar balada tentang perpisahan, ia adalah deklarasi kemerdekaan emosional dari siklus manipulasi dan kebohongan.
Berikut adalah analisis mendalam mengenai makna dari lirik lagu Closure karya Pamungkas:
1. Merasa Kecil dan Pengulangan Kisah Lama
Setelah alunan musik intro lagu selesai dimainkan, lagu ini segera dibuka dengan lirik, “Feel Small again / Same old story.”
Kutipan lirik tersebut bermakna bahwa sang narator kembali kepada kondisi mentalnya yang merasa diremehkan dan dianggap kecil oleh pasangannya.
Parahnya lagi, itu merupakan cerita lama yang kembali terulang, bahkan telah menjelma menjadi siklus.
Kepayahannya menghadapi situasi tersebut, kelak mengantarkannya pada keputusan untuk mengakhiri hubungan sebagai upaya untuk tetap menjaga kewarasan.
2. Menyerah adalah Bentuk Cinta Diri
Gagasan utama pada lagu ini terletak pada reffnya, di mana Pamungkas memberikan pesan untuk mencintai diri sendiri, dengan bentuk menyerah, “I give up trying / At least for today.”
Menyerah dalam konteks ini tidak dipandang sebagai sebuah bentuk kelemahan, justru ia adalah bentuk cinta yang luhur terhadap diri sendiri.
Narator juga telah lelah dengan sandiwara yang terus berulang.
Hingga pada puncaknya sang narator berhasil menyerukan kalimat pembebasan, “I am better off without you / I am better off alone.”
Bahwa ia akan lebih baik dinilai dari aspek mana pun terutama mentalnya, ketika ia hidup damai tanpa bersama pasangannya yang merusak.
Baca juga: Makna Mendalam dari Lagu Ocean and Engines Karya NIKI
3. Kebohongan yang Tidak Akan Pernah Benar
Gambaran perasaan lelah narator terhadap pasangannya yang terus bersandiwara, sangat tergambar pada bait, “Lying is lying / It's never okay.”
Bagian ini sangat menunjukkan di mana pasangannya berupaya membuat manipulasi terhadap masalah yang mereka hadapi.
Narator pun menyerah dan mempersilahkan pasangannya untuk membuat manipulasi sesuka pasangannya, “Bend it all you want / Hide it all you can.”
Ia telah sadar bahwa bagaimanapun caranya, sebuah kebohongan tak akan bisa menjadi kebenaran.
4. Dari Kemarahan Menuju Kedamaian
Lagu ini turut menceritakan perjalanan emosional sang narator dalam menghadapi konflik dengan pasangannya ini.
Perlahan api amarahnya yang menyala-nyala terhadap pasangannya itu, “I'm so angry towards you.”
Berubah menjadi janji akan kedamaian hatinya yang memilih untuk mengambil waktu untuk sembuh, “I'll take time again / War on worry.”
Lagu ini diakhiri dengan penerimaan getir dari hati yang berlapang dada.
Meski narator tahu bahwa keputusan itu membuatnya bersedih, “And though I'll be sad.”
Ia memaknainya sebagai perjalanannya menuju sembuh, “I'll make it okay.”
Sesuai judulnya, lagu ini merupakan “Closure” paling jujur untuk diri sendiri agar berani memulai kehidupan baru yang lebih sehat, meski perjalanan yang ditempuh akan terasa menyakitkan.
(MG. Dzaffrin Al Ghifary)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.