Makna Lagu
Makna Lirik How It Was Sambrook: Kerinduan Pahit untuk Mengulang Cinta yang Pudar
Sebuah balada jujur dan menyentuh tentang usaha untuk mempertahankan hubungan yang tengah berada di fase burnout.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM – Lagu How It Was merupakan karya dari Sambrook, musisi asal Inggris.
Sebuah balada jujur dan menyentuh tentang usaha untuk mempertahankan hubungan yang tengah berada di fase burnout.
Liriknya yang sederhana namun tetap emosional, menjadikan lagu ini sebuah gambaran jeritan hati seseorang yang putus asa dan merindukan fase awal hubungannya.
Jika Anda tengah berada pada fase tersebut, makna lagu ini mungkin dapat menjadi teman yang bisa mengerti perasaan Anda.
1. Kelelahan Emosional dan Ketakutan Kehilangan
Lagu ini dibuka dengan lirik yang penuh kepenatan, “Feel so drained / Every day feels the same.”
Kutipan lirik ini menyiratkan bahwa hubungan yang dijalani narator semakin monoton.
Namun begitu, kehilangan pasangannya tetap menjadi ketakutan terbesar sang narator.
Perasaan tersebut tergambar jelas pada lirik, “Don't want to lose you / After everything that we've been through.”
Ketakutan tersebut diperkuat dengan keyakinan sang narator tentang keunikan pasangannya yang tak tergantikan, “There will never be another you.”
2. Permintaan untuk Kembali ke Awal
Makna utama dari lagu ini terangkum jelas pada baris, “Why don't we go back to how it was? / When we first fell in love.”
Sang narator meminta pada pasangannya agar sang pasangan mengabaikan kerumitan yang dialami di masa sekarang, dan kembali fokus pada perasaan murni mereka dulu.
Saat di mana cinta masih terasa baru, mudah, seolah bebas dari masalah.
Sebuah kerinduan terhadap fase cinta yang masih ideal, mengakui bahwa berpisah bukanlah penyelamat dari hubungan mereka sekarang.
Baca juga: Makna Lagu Ours To Keep Kendis feat Adis, Tentang Rasa Takut Kehilangan
3. Pengakuan Kesalahan dan Janji yang Tertunda
Salah satu bagian paling menyentuh pada lagu ini, terletak pada pengakuan tanggung jawab narator, “Please put the blame on me.”
Permintaan ini seolah menjadi upaya terakhir sang narator untuk menanggung semua kesalahan asalkan hubungannya tidak berakhir.
Hal ini semakin menggambarkan masalah hubungan narator yang terletak pada kurangnya upaya dan prioritas salah satu pihak.
4. Cinta Sejati vs Kenyataan Perpisahan
Hubungannya yang di tepi jurang tidak mengurangi keyakinan narator akan kualitas cintanya, “Loving you is the easiest thing that I've done.”
Ini mengartikan bahwa mencintai pasangan adalah hal alami yag seharusnya tidak membutuhkan usaha yang rumit.
Pada kutipan lainnya, narator mengungkapkan bahwa ia telah menyiapkan pengakuan abadi jika memang perpisahan tak lagi bisa dihindari, “And if we ever do part ways / You will always have a special place in my heart.”
Sebuah janji tulus bahwa takdir apapun yang menemui mereka, ikatan emosional mereka akan selalu dihormati.
Sejatinya lagu How It Was adalah gambaran dari harapan pahit untuk kembali ke masa dan pengakuan tentang permasalahan hubungan tengah dihadapi sang narator.
(MG. Dzaffrin Al Ghifary)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.