3 Puisi Mencintai Seseorang dalam Diam, Cocok untuk Kamu yang Tak Ungkapkan Perasaan
Rasa cinta adalah karunia dari Tuhan yang tidak bisa ditolak kedatangannya. Rasa cinta bisa datang dengan alasan dan tanpa alasan.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM – Rasa cinta adalah karunia dari Tuhan yang tidak bisa ditolak kedatangannya. Rasa cinta bisa datang dengan alasan dan tanpa alasan.
Mereka bisa mencintai orang karena menyukai fisiknya, karakternya, kesehariannya, atau pola pikirnya.
Bahkan ada beberapa orang yang tak memiliki alasan untuk mencintai.
Mereka hanya menyukai orang itu, tanpa embel-embel.
Namun pernahkan Anda menjumpai atau menjadi orang yang pernah mencintai dalam diam?
Tak mengharapkan apa pun.
Hanya sekadar mengagumi dan tak berusaha untuk mengatakannya.
Bila berbalas maka patut disyukuri bila tidak berbalas tidak akan menjadi masalah.
Berikut 3 puisi untuk mencurahkan rasa yang terpendam.
Puisi 1
Rahasia Kalbu
Di balik tabir sunyi kusembunyikan rasa,
Bagai rembulan menutup wajah di balik mega,
Cintaku hanyalah desir angin tanpa suara,
Menjelma doa yang terpatri di dada,
Tiada berani beranjak ke telinga.
Engkau laksana mentari yang tak tersentuh,
Menyinari jiwa, namun jauh dari rengkuh,
Aku hanya bayang yang merunduk di teduh,
Menggenggam rahasia lara nan lusuh,
Bagaikan embun memuja daun tanpa keluh.
Jika cintaku tak sampai di tanganmu,
Biarlah ia gugur sebagai bunga kering,
Namun harum tetap kupertahankan di waktu,
Agar kelak dikenang meski tak berpaling,
Bahwa aku pernah mencinta dengan hening.
Puisi 2
Cinta yang Membisu
Kau adalah bintang di langit tak tergapai,
Bersinar terang meski jauh dari jemari,
Aku hanyalah malam yang bisu dan lalai,
Menjadi latar bagi cahaya berseri,
Tanpa mampu menagih kembali.
Cinta ini ibarat candu yang terlarang,
Mengalir pelan di nadi kehidupan,
Tak berwujud namun selalu menyerang,
Membuat hati terpenjara kerinduan,
Laksana burung terikat di rantai angan.
Bila hatimu tak pernah mengenal namaku,
Biarlah aku tetap penjaga bayangmu,
Mengabadikan rindu pada setiap waktu,
Meski kelak rinduku mati di pangku,
Namun jejaknya kekal di ruang kalbu.
Puisi 3
Mengagumi dalam Senyap
Aku ibarat laut menatap langit,
Dekat di mata namun jauh di genggam,
Gelombang rinduku tak sampai di pelabuh,
Hanya berdebur di pasir malam,
Tanpa pernah kau dengar salam.
Engkau ibarat mawar di taman surgawi,
Harum dan elok, tak layak disentuh,
Aku hanya kumbang kecil di tepian sepi,
Menghirup wangi dari kejauhan lusuh,
Mengagumimu tanpa berharap peluk.
Maka biarlah rasa ini jadi rahasia,
Kutelan bersama detak yang resah,
Tak usah sampai di telinga dunia,
Cukup kusimpan di ruang kalbu yang lemah,
Menjadi legenda cinta yang patah.
(MG Aliya Miranti Armansyah)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.