Diduga Selewengkan Rp418 Juta Dana Kalurahan, Lurah dan Carik Bohol Terancam 20 Tahun Penjara

Berdasarkan audit Inspektorat Gunungkidul kerugian negara dalam perkara dugaan korupsi pengelolaan keuangan kalurahan ini Rp418.276.470.

Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Yoseph Hary W
Istimewa
PENAHANAN: Kejari Gunungkidul saat melakukan penahanan terhadap tersangka kasus dugaan korupsi, Kamis (13/11/2025) 

Ringkasan Berita:
  • Lurah dan Carik Kalurahan Bohol Gunungkidul, terseret kasus dugaan korupsi pengelolaan keuangan kalurahan.
  • Audit Inspektorat Gunungkidul: kerugian negara ditaksir Rp418.276.470. Kejaksaan Negeri Gunungkidul menjelaskan modus kasus ini adalah kegiatan fiktif.
  • Lurah berinisial MG diduga menerima Rp180 juta, sedangkan Carik KL diduga menerima Rp150 juta.
  • Sekitar Rp80 juta diduga dibagikan ke sejumlah pegawai Kalurahan. 
  • Jaksa menyita Rp171 juta hasil pengembalian dari para tersangka dan perangkat

 

Laporan Reporter Tribun Jogja Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Lurah dan Carik Kalurahan Bohol, Kapanewon Rongkop, Kabupaten Gunungkidul, terancam hukuman penjara hingga 20 tahun setelah Kejaksaan Negeri Gunungkidul menetapkan keduanya sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengelolaan keuangan kalurahan.

Berdasarkan audit Inspektorat Gunungkidul kerugian negara dalam perkara dugaan korupsi pengelolaan keuangan kalurahan ini ditaksir mencapai Rp418.276.470.

Terancam 20 tahun penjara

Kasi Pidsus Kejaksaan Negeri Gunungkidul, Alfian Listya Kurniawan mengatakan kedua tersangka dijerat dengan Pasal 2 Ayat (1) jo Pasal 18 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001, jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP. Mereka juga dikenai subsider Pasal 3 undang-undang yang sama.

“Ancaman pidananya paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun, serta denda paling sedikit Rp200 juta dan paling banyak Rp1 miliar,” katanya saat dikonfirmasi pada Jumat (14/11/2025).

Dia menjelaskan bahwa dana tersebut diperoleh melalui modus merealisasikan berbagai kegiatan kalurahan namun tidak dilaksanakan atau bersifat fiktif. Dana yang dicairkan kemudian dikuasai oleh perangkat kalurahan.

“Modusnya berupa kegiatan yang dicairkan tetapi tidak dilaksanakan, mulai dari pengadaan barang dan jasa kalurahan, pembayaran honorarium, penilaian aset, hingga penyusunan dokumen,” tuturnya.

Dari total dana yang diselewengkan, Alfian memaparkan bahwa Lurah berinisial MG menerima sekitar Rp180 juta, sedangkan Carik berinisial KL menerima sekitar Rp150 juta.

Sementara itu, sekitar Rp80 juta disebut dibagikan kepada sejumlah pegawai Kalurahan Bohol. Jaksa telah menyita Rp171 juta hasil pengembalian dari para tersangka maupun perangkat kalurahan.

“Yang tidak mengembalikan hanya Carik. Lurah mengembalikan sebagian. Uang tersebut kini disimpan di rekening titipan dan akan dikembalikan ke kas kalurahan atau daerah setelah putusan berkekuatan hukum tetap,” ujarnya.

Pengakuan tersangka

Dalam pemeriksaan, Carik KL mengaku menggunakan uang tersebut untuk kepentingan pribadinya.

Sementara itu, sebagian dana yang diterima Lurah MG disebut digunakan untuk membiayai kegiatan kalurahan yang tidak memiliki anggaran, meski sebagian lainnya tetap masuk ke kantong pribadi.

Alfian menegaskan bahwa tidak menutup kemungkinan jumlah tersangka bertambah apabila persidangan menghadirkan fakta-fakta baru. 

“Di persidangan kan berkembang, ada fakta baru, tidak menutup kemungkinan,” tuturnya.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved