Laporan Gangguan Ular di Gunungkidul Meningkat di Awal Musim Hujan

Peningkatan laporan terjadi di sejumlah wilayah permukiman, terutama yang berdekatan dengan area persawahan dan semak belukar.

Dok. Istimewa
ILUSTRASI - Penampakan ular sanca yang berhasil dievakuasi oleh petugas Damkar di Padukuhan Trimulyo 2, Kepek, Kapanewon Wonosari, Gunungkidul, Kamis (26/12/2024) 

Ringkasan Berita:
  • Damkarmat Gunungkidul mencatat adanya peningkatan laporan gangguan satwa liar, khususnya ular, selama awal musim hujan tahun ini.
  • Sebagian besar, ular yang ditangani masuk ke permukiman dan rumah warga adalah sanca kembang dan kobra jawa

 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kabupaten Gunungkidul mencatat adanya peningkatan laporan gangguan satwa liar, khususnya ular, selama awal musim hujan tahun ini.

Peningkatan laporan terjadi di sejumlah wilayah permukiman, terutama yang berdekatan dengan area persawahan dan semak belukar.

Kepala Subbagian Tata Usaha UPT Pemadam Kebakaran Gunungkidul, Ngadiyono, sejak awal November 2025 pihaknya menerima belasan laporan penangkapan ular dari masyarakat.

Sebagian besar jenis ular yang ditemukan adalah ular sanca dan ular kobra jawa.

“Memasuki musim hujan, habitat alami ular mulai tergenang air, sehingga mereka mencari tempat kering yang lebih hangat, seperti di pekarangan rumah atau gudang,” ujarnya, Rabu (12/11/2025).

Menurutnya, peningkatan laporan ini bersifat musiman dan hampir terjadi setiap tahun.

Wilayah dengan laporan tertinggi antara lain Kapanewon Wonosari, Playen, Nglipar, dan Karangmojo, yang memiliki banyak area perkebunan dan saluran air terbuka.

“Selama sepekan terakhir saja, sudah ada lebih dari sepuluh laporan warga yang meminta bantuan evakuasi ular. Petugas langsung diterjunkan untuk memastikan keamanan lingkungan,” paparnya.

Baca juga: Antisipasi Banjir, BPBD Gunungkidul Bersihkan Gorong-gorong di Sumuran Munggi 

Dia menambahkan, sebagian besar ular yang ditangkap kemudian dilepas kembali ke habitat yang lebih aman jauh dari pemukiman.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk lebih waspada saat beraktivitas, terutama di sekitar tumpukan kayu, saluran air, atau barang-barang yang jarang dipindahkan.

“Ular biasanya mencari tempat lembap untuk berlindung. Karena itu, kami imbau warga menjaga kebersihan lingkungan dan menutup celah di sekitar rumah,” tuturnya.

Selain laporan ular, Damkar juga menerima sejumlah permintaan penanganan  hewan liar lain yang masuk ke rumah warga.

Di antaranya, penanganan sarang tawon, biawak, kelabang, hingga musang.

“Kami siap siaga 24 jam. Jika masyarakat menemukan hewan liar berbahaya, segera laporkan ke pos Damkar terdekat, jangan ditangani sendiri karena berisiko,” pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved