STIKES Bethesda Yakkum Jogja Tingkatkan Kapasitas Kesehatan Pengelola Sampah, Bantu Cegah Stunting
Berbagai studi menunjukkan bahwa faktor penyebab stunting tidak hanya berasal dari orangtua dan anak, tetapi juga lingkungan.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dari STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta melakukan kegiatan bertajuk 'Peningkatan Kapasitas Kesehatan Pengelola Sampah sebagai Upaya Pencegahan Stunting beberapa waktu lalu.
Hal itu disebabkan stunting masih menjadi masalah nasional yang belum terselesaikan hingga kini.
Berbagai studi menunjukkan bahwa faktor penyebab stunting tidak hanya berasal dari orangtua dan anak, tetapi juga lingkungan.
Faktor lingkungan seperti sumber air, pengelolaan sampah, dan ketersediaan sanitasi layak sangat berpengaruh terhadap risiko penyakit infeksi yang berkontribusi terhadap stunting.
Kegiatan ini dipimpin oleh Ignasia Yunita Sari, S.Kep., Ns., M.Kep. bersama dua dosen dan tiga mahasiswa.
Mitra kegiatan ini adalah Kelompok Pengelola Sampah 'Sumber Rejeki', yang beranggotakan masyarakat tidak produktif di wilayah Yogyakarta.
“TPA Piyungan, sebagai pusat penanganan sampah Yogyakarta, saat ini telah melebihi kapasitas, sehingga menimbulkan penumpukan sampah di berbagai titik. Di sisi lain, para pengelola sampah menjadi garda terdepan dalam penanganan masalah ini, namun aspek kesehatan dan keselamatan kerja mereka masih kurang diperhatikan,” ujarnya, Selasa (11/11/2025).
Ia menjelaskan, hasil observasi tim menunjukkan bahwa sebagian besar pengelola sampah belum menerapkan higienitas personal dengan baik, jarang menggunakan alat pelindung diri (APD), dan bekerja dengan postur tubuh yang tidak ergonomis.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan melalui tiga tahap utama, pertama yakni tahap sosialisasi yang dilaksanakan pada 27 Oktober 2025.
Sosialisasi ini bertujuan untuk menyepakati rencana kegiatan, jadwal, serta mekanisme pelaksanaan dan evaluasi.
Dalam pertemuan ini, Tim PKM menyampaikan tujuan program, pembagian tugas, serta pentingnya kolaborasi dalam mewujudkan lingkungan kerja yang sehat bagi pengelola sampah.
Tahap kedua adalah pengadaan aset yang dilaksanakan pada 3–5 November 2025.
Tim PKM bersama mitra melakukan pengadaan dan pemasangan tempat cuci tangan serta instalasi air bersih di area pengolahan sampah.
Fasilitas ini digunakan untuk mendukung perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di lingkungan kerja para pengelola sampah.
Sementara tahap ketiga yakni Pelatihan yang, dimana dua pelatihan utama dilaksanakan untuk meningkatkan kapasitas kesehatan peserta.
Pelatihan pertama adalah Personal hygiene, penggunaan APD dan prosedur cuci tangan yang benar.
Melalui demonstrasi dan redemonstrasi, peserta dilatih untuk menerapkan kebiasaan higienis dan bekerja dengan perlindungan diri yang memadai.
Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan pengetahuan peserta dari rata-rata 90,48 persen menjadi 100 persen setelah pelatihan.
Sedangkan, pelatihan kedua terkait penerapan ergonomi kerja dan pemanasan otot untuk mencegah gangguan mobilitas.
Peserta dilatih tentang postur kerja yang benar, penggunaan alat bantu seperti troli, serta pentingnya peregangan otot sebelum bekerja.
Hasil evaluasi juga menunjukkan peningkatan pengetahuan dari 82,14 persen menjadi 100 persen.
“Kegiatan PKM ini berhasil meningkatkan pengetahuan dan praktik kesehatan para pengelola sampah, sekaligus memperkuat upaya pencegahan stunting melalui pendekatan berbasis aset dan pemberdayaan masyarakat,” beber dia.
Melalui peningkatan kesadaran akan pentingnya kebersihan pribadi dan ergonomi kerja, para pengelola sampah kini dapat bekerja dengan lebih aman, sehat, dan produktif.
Dikatakannya, kegiatan ini tidak hanya berfokus pada peningkatan kesehatan individu, tetapi juga pada kontribusi nyata dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
“Pengelolaan sampah yang baik akan berdampak langsung pada lingkungan yang lebih sehat. Dengan menjaga kesehatan pengelola sampah, kita juga berkontribusi dalam menurunkan risiko penyakit infeksi dan mendukung upaya pencegahan stunting,” ujarnya. (*)
| Fortuna Suites Malioboro: Ekspansi FOSIA Hotels Hadirkan Penginapan Modern Bernuansa Keluarga |
|
|---|
| Bea Cukai Yogyakarta dan Magelang Musnahkan Barang Ilegal, Potensi Kerugian Negara Rp1,3 Miliar |
|
|---|
| Rapat Oemoem di Yogyakarta: Menolak Lupa, Menolak Gelar Pahlawan bagi Soeharto |
|
|---|
| PSIM Yogyakarta Dapat Libur Tiga Hari, Isi Ulang Energi Sebelum Hadapi Bhayangkara FC |
|
|---|
| Laksanakan Arahan BGN, Dinkes Kota Yogyakarta Wajibkan Dapur MBG Lengkapi Syarat SLHS |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jogja/foto/bank/originals/Tim-PKM-STIKES-Bethesda-Yakkum-Yogyakarta.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.