Tak Ada Anggaran Penanganan Abrasi, DKP Kulon Progo Pilih Sosialisasikan Aturan Sempadan Pantai
Kepala Bidang Perikanan Tangkap, DKP Kulon Progo, Suryadi mengatakan pihaknya tidak ada anggaran untuk penanganan abrasi pantai Trisik
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Muhammad Fatoni
Ringkasan Berita:
- Abrasi yang terjadi dan melanda pesisir Pantai Trisik Kulon Progo disebut semakin parah
- Sejumlah bangunan milik warga yang ada di pesisir Pantai Trisik dihantam gelombang tinggi
- Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Progo, mengatakan tidak ada anggaran untuk penanganan abrasi pantai.
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Abrasi yang terjadi di kawasan Pantai Trisik, Kalurahan Banaran, Kapanewon Galur, Kulon Progo disebut semakin parah.
Namun penanganannya menjadi sulit karena minimnya anggaran di Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Progo.
Kepala Bidang Perikanan Tangkap, DKP Kulon Progo, Suryadi mengatakan pihaknya tidak ada anggaran untuk penanganan abrasi pantai.
"Anggaran untuk program pemberdayaan nelayan saja tidak ada, apalagi untuk penanganan abrasi," katanya pada wartawan, Selasa (11/11/2025).
Meski begitu, Suryadi memastikan pihaknya tetap turun tangan dalam merespon abrasi di Trisik.
Alih-alih penanganan, pihaknya memilih menggencarkan sosialisasi soal aturan bangunan di sempadan pantai.
Ketentuannya diatur dalam Peraturan Gubernur (Pergub) DIY Nomor 8 Tahun 2025 Tentang Pemanfaatan Ruang Sempadan Pantai.
Salah satunya mengatur jarak bangunan dengan garis pantai.
"Mengacu pada Pergub, jarak bangunan dengan garis pantai minimal sejauh 200 meter," ujar Suryadi.
Baca juga: Warga Pesisir Trisik Kulon Progo Khawatir Abrasi Susulan, Namun Enggan Pindah
Abrasi juga bisa diatasi dengan penanaman pohon mangrove di sepanjang garis pantai.
Namun program tersebut tetap membutuhkan biaya yang tak sedikit.
Suryadi pun mengakui bahwa abrasi yang terjadi saat ini termasuk yang paling parah.
Setidaknya dalam 10 tahun terakhir, mengacu pada kajian yang dilakukan oleh Universitas Gajah Mada (UGM).
"Kajiannya dilakukan di Pantai Bugel, Kapanewon Panjatan, namun fenomena abrasi memang terjadi sampai Trisik," jelasnya.
Bangunan Rusak
Abrasi di Pantai Trisik menyebabkan 4 bangunan rusak parah pada Kamis (06/11/2025) malam.
Salah satunya adalah rumah milik Mbah Kromo, yang hancur dan tidak bisa dihuni lagi karena posisinya sudah mendekati garis pantai.
Mukiyah, istri Mbah Kromo mengatakan saat ini ia dan suami memilih tinggal di gazebo, tak jauh dari rumah lama.
Meski khawatir terjadi abrasi susulan, ia tetap enggan pindah dari situ.
"Tetap maunya di sini, karena saya dan suami mencari rezeki ya di sini," ujarnya ditemui pada Senin (10/11/2025).
Mukiyah mengungkapkan bahwa garis Pantai Trisik jauh berkurang dibandingkan 2 dekade lalu.
Saat itu, garis pantai jaraknya mencapai 200 meter lebih, namun sekarang tinggal 50 meter dari jalan akses pantai.(*)
| Disbud Kulon Progo Wadahi Bakat Seni Anak Lewat Kulon Progo Annual Art 2025 |
|
|---|
| Sekolah Rakyat di Kulon Progo Akan Jadi Pusat untuk DIY, Mencakup Jenjang SD - SMA |
|
|---|
| Warga Pesisir Trisik Kulon Progo Khawatir Abrasi Susulan, Namun Enggan Pindah |
|
|---|
| Bupati Kulon Progo Jadikan Hari Pahlawan Sebagai Momentum Membangun Optimisme Kemajuan Pembangunan |
|
|---|
| Kankemenag Kulon Progo Diganjar Predikat Pembina Pelaksanaan e-AIW Terbaik di DIY |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jogja/foto/bank/originals/Bangunan-rumah-warga-di-Pantai-Trisik-dihantam-gelombang.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.