Masih Bisa Makan Lauk Ayam dan Telur dengan Rp10 Ribu di Yogyakarta?

Kalau mau telur utuh sama ayam sepotong, penjualnya bisa nombok dengan harga Rp 10 ribu. Sekarang harga bahan dapur mahal

Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Yoseph Hary W
Tribun Jogja / Almurfi Syofyan
HARGA SEPORSI MAKAN: Penampakan seporsi nasi telur sayur yang dijual seorang pedagang di daerah Condongcatur, Sleman, Rabu (15/10/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dengan uang Rp10 ribu, apakah masih bisa menikmati sepiring nasi hangat lengkap dengan lauk ayam dan telur di Yogyakarta?

Bagi sebagian orang, harga bahan pokok yang terus naik membuat angka itu terdengar mustahil.

Tigar (32), warga yang tinggal di kawasan Umbulharjo, Yogyakarta mengaku hal itu jarang ditemuinya di pusat Kota Yogyakarta.

"Jarang temui, kalau pun ada ya ayamnya disuir, telurnya juga nggak utuh. Di kasih setengah aja. Itu pun lokasinya di pinggir kota, kalau di dekat kampus dan pusat kota hampir jarang ketemu harga Rp 10 ribu," ujar mahasiswa PTS itu ditemui di warung makan langganannya, di daerah Condongcatur, Sleman, Rabu (15/10/2025).

Menurut Tigar, porsi Rp10 ribu biasanya didapat dari warung-warung sederhana di pinggir jalan atau kantin kampus yang sudah terbiasa melayani mahasiswa dengan anggaran terbatas.

Namun untuk mendapatkan sepotong ayam, lengkap dengan sayur, rata-rata uang yang harus dikeluarkan Rp 10 ribu. Namun dengan tambahan lauk telur, sulit dengan harga Rp 10 ribu.

"Kalau mau telur utuh sama ayam sepotong, penjualnya bisa nombok dengan harga Rp 10 ribu. Sekarang harga bahan dapur mahal, jadi nggak nutup," tambahnya.

Penelusuran di beberapa warung makan sekitar kampus negeri dan swasta di Sleman,  menunjukkan hal serupa.

Menu nasi ayam rata-rata dibandrol Rp10 ribu dan nasi telur Rp 8 ribu. Namun bila lauk ayam dan telur digabung, harganya bisa Rp 13 ribu hingga Rp14 ribu.

Salah satu penjual nasi di daerah Condongcatur, Bu Nur (46), mengaku tak bisa menjual nasi ayam dengan harga di bawah Rp 10 ribu.

Dirinya juga tak bisa menaikkan karena mempertahankan harga demi menjaga pelanggan, terutama mahasiswa.

"Kalau semua dinaikkan, nanti mahasiswa nggak makan di sini lagi. Jadi saya kurangi sedikit porsinya saja," katanya.

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved