Kabel Optik Semrawut Bertebaran di Sleman, Diskominfo Terima Banyak Aduan

Diskominfo Kabupaten Sleman Agus Hermawan mengatakan telah banyak menerima aduan dari masyarakat terkait masalah ini.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Yoseph Hary W
Tribun Jogja / Ahmad Syarifudin
CEK KABEL: Pegawai Diskominfo Sleman mengecek kondisi kabel fiber optik yang kondisinya menggelantung rendah di Jalan Kabupaten, Senin (29/9/2025) 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Kabel fiber optik (FO) di sejumlah ruas jalan di Kabupaten Sleman, kondisinya semrawut bahkan ada yang menggantung rendah. Selain mengganggu pemandangan karena tiang seringkali dipasang bergerombol, keberadaan kabel internet yang menggelantung rendah ini juga dikhawatirkan membahayakan keselamatan warga maupun pengguna jalan. 

Pantauan di lapangan, di jalan Kabupaten ke selatan, tiang-tiang kabel optik dari pelbagai provider menggerombol di pinggir jalan.

Satu titik jumlahnya bisa mencapai enam hingga sepuluh tiang. Kabelnya di atasnya tampak tidak teratur, berdesakan dengan kabel listrik. Di beberapa ruas jalan bahkan kabelnya dibiarkan menggelantung rendah. 

Ketua Tim (Katim) Pengendalian Telekomunikasi, Dinas Komunikasi Informatika (Diskominfo) Kabupaten Sleman Agus Hermawan mengatakan, pihaknya telah banyak menerima aduan dari masyarakat terkait masalah ini.

Berdasarkan pemetaan, ada 11 ruas jalan sepanjang 30 kilometer di Kabupaten Sleman yang keberadaan kabel optiknya memang perlu dibenahi. Secara bertahap persoalan tersebut ingin dirapikan bahkan telah mengusulkan anggaran Rp 800 juta. Akan tetapi dianggaran perubahan hanya disetujui Rp 172 juta. 

"Kalau dihitung sesuai harga perkiraan ya, dengan anggaran tersebut cuma dapat 7 kilometer (yang dirapikan)," kata Agus, Senin (29/9/2025). 

Menurutnya, anggaran tersebut akan digunakan untuk merapikan kabel optik yang kondisinya tidak teratur di Jalan Kabupaten. Pelaksanaannya akan dilakukan tahun ini. Kabel kabel yang kondisinya 'lendong' atau menggelantung ke bawah akan ditarik lebih kencang dengan estimasi maksima menggelantung 5 persen dari tinggi tiang. 

"Setelah dipanteng (ditarik) kemudian kabel akan diikat pakai wireline. Ini biar rapi," ujarnya. 

Wireline merupakan alat yang sering digunakan sebagai pengikat kabel fiber optik yang kondisinya berantakan di udara. Meskipun cukup bisa diandalkan namun pekerjaan ini hanya bersifat sementara. 

Kepala Diskominfo Sleman, Budi Santosa mengatakan pekerjaan merapikan fiber optik yang kondisinya semrawut dan sering dikeluhkan masyarakat, bukan hanya tugas Pemerintah saja tetapi juga provider. Oleh karena itu, pihaknya akan berkomunikasi dengan provider untuk bersama- sama menata agar penanaman tiang di pinggir jalan maupun pemasangan kabel di udara, tidak menjadi sampah visual. 

"Konsep yang gampang, kami akan coba merapikan dulu dengan diikat, menggunakan wireline. Tapi ke depan, bisa jadi akan menggunakan tiang bersama,"katanya. 

Konsep tiang bersama adalah dengan memanfaatkan satu tiang yang digunakan bersama untuk bermacam macam kabel provider. Selama ini, yang terjadi di lapangan, satu provider menggunakan tiang sendiri. Akibatnya, tiang terlihat menumpuk atau bergerombol disepanjang pinggir jalan. 

Menurut Budi, konsep tiang bersama memungkinkan untuk diterapkan. Apalagi di sepanjang ruas jalan protokol di Kabupaten Sleman terdapat tiang list warna biru yang merupakan utilitas akses jaringan internet menuju ke kantor kantor Kepanewon dan kelurahan. Ke depan, provider akan difasilirasi agar mau menggunakan tiang tersebut. Satu tiang diperkirakan bisa digunakan untuk menampung 10-15 kabel

Terkait dengan konsep kabel pendam, menurut Budi, itu sangat bagus untuk merapikan kabel yang semrawut. Namun anggaran yang dibutuhkan sangat mahal. Kendati demikian, kabel pendam bertahap akan menjadi konsep penataan kabel jangka panjang. 

"Kebel pendam rapi, tapi biayanya sangat mahal. Bertahap akan mulai kami lakukan. Misalnya, kami akan berkoordinasi dengan dinas PU. Ketika dinas PU mau buka gorong gorong, kami minta sekaligus buat ducting (saluran kabel)," ujar dia.(*) 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved