Sisa Makanan Sumbang 46,5 Persen Timbunan Sampah di Sleman
Jumlah timbunan sampah harian di Sleman rata-rata mencapai sekitar 601,6 ton per hari. Komposisi sampah itu terbagi dalam beberapa jenis.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman mencatat, sisa makanan mendominasi komposisi jenis sampah di Bumi Sembada. Angkanya mencapai 46,5 persen.
Jumlah tersebut menjadi yang tertinggi dibanding komposi sampah lainnya. Pemerintah berupaya mengurai permasalahan sampah organik ini dengan menggalakkan gerakan pengolahan sampah dari rumah tangga.
"Pengolahan sampah organik difokuskan di rumah tangga. Kami mengadakan sosialisasi, pelatihan dan bantuan sarana prasarana kepada masyarakat agar dapat mengolah sampah organiknya di rumah masing-masing," kata Plt Kepala DLH Sleman Sugeng Riyanta, Kamis (18/9/2025).
Jumlah timbunan sampah harian di Sleman rata-rata mencapai sekitar 601,6 ton per hari. Komposisi sampah tersebut terbagi dalam beberapa jenis. Antara lain, sampah sisa makanan prosentasenya 46,5 persen.
Kemudian sampah plastik 33,77 persen, kertas atau karton 17,08 persen, logam 0,99 persen, kain 0,16 persen, kaca 0,57 persen, kulit atau karet 0,03 persen dan sampah lainnya 1,9 persen.
Menurut Sugeng, sumber sampah di Sleman paling banyak dari limbah rumah tangga. Prosentase limbah rumah tangga ini mencapai 68,67 persen dari total timbunan Sampah Sleman.
Termasuk sampah sisa makanan sebagian juga dihasilkan dari limbah rumah tangga selain dari usaha hotel dan restoran.
"(Sampah) sisa makanan ini dari kegiatan kuliner, resto, hotel, rumah tangga juga ada," kata dia.
DLH Sleman sejauh ini terus berupaya mengolah sampah organik agar dapat dikelola di skala rumah tangga masing-masing.
Upaya itu dilakukan dengan program sosialisasi, pelatihan maupun bantuan sarpras berupa komposter hingga bor biopori.
Selain sampah sisa makanan, prosentase sampah plastik di Sleman juga masih tinggi, mencapai 33,7 persen.
Untuk mengelola sampah ini, Pemkab Sleman mengandalkan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di tiga lokasi yaitu Tamanmartani, Sendangsari dan Donokerto. Sampah plastik di TPST ini diolah menjadi bahan bakar alternatif berupa Refuse Derived Fuel (RDF).
Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa telah berpesan kepada masyarakat agar berperan dalam upaya pengurangan polusi plastik. Caranya dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, mengolah sampah mandiri dan menanam pohon disekitar lingkungan, serta menggunakan produk ramah lingkungan.
"Saya berharap setiap elemen masyarakat mulai dari perangkat pemerintah, komunitas peduli lingkungan dan masyarakat mampu bergerak bersama menjaga lingkungan kita agar tetap bersih dan sehat," kata Danang.(*)
Pemkot Yogya Gandeng Deretan Off Taker untuk Kelola Sampah Organik Basah |
![]() |
---|
Tim Sepak Bola Putra Lengkapi Medali Emas, Sleman Kembali jadi Juara Umum Porda DIY 2025 |
![]() |
---|
Jelang Lawan Persiku Kudus, Winger PSS Sleman Riko Simanjuntak Ungkap Hal Ini |
![]() |
---|
PSS Sleman Imbau Suporter Tak Datang ke Markas Persiku Kudus |
![]() |
---|
Wukirharjo Prambanan Kini Punya Ambulans Baru |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.