Ahli Gizi UGM Prof. Lily Ungkap Pentingnya Serat untuk Kesehatan dan Tumbuh Kembang

Editor: Hari Susmayanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

JEJAK HIJAU : Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM bidang Ilmu Gizi Dasar, sekaligus Sekretaris Pusat Studi Pangan dan Gizi (PSPG) UGM, Prof Dr Lily Arsanti Lestari, S.T.P., M.P., saat menjadi narasumber podcast PSPG UGM yang tayang Selasa (13/8/2025).

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Memasuki usia kemerdekaan ke-80 tahun pada 2025, Indonesia menghadapi berbagai dinamika, termasuk tantangan besar di bidang kesehatan.

Salah satunya adalah rendahnya konsumsi buah dan sayur yang kini disebut berada di titik terendah.

Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM bidang Ilmu Gizi Dasar, sekaligus Sekretaris Pusat Studi Pangan dan Gizi (PSPG) UGM, Prof Dr Lily Arsanti Lestari, S.T.P., M.P., mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia menghadapi masalah gizi ganda.

Masalah tersebut adalah stunting dan obesitas.

“Berdasarkan riset, lebih dari 95 persen penduduk Indonesia kekurangan asupan serat. Kalau di anak-anak, 9 dari 10 kekurangan serat, dengan rata-rata asupan harian hanya memenuhi 25 persen atau seperempat dari angka kecukupan gizi,” ujarnya dalam podcast PSPG UGM yang tayang Selasa (13/8/2025).

Prof Lily menjelaskan, serat memiliki fungsi vital bagi tubuh.

Konsumsi serat yang cukup dapat mengoptimalkan kerja saluran cerna, meningkatkan penyerapan zat gizi, dan memperkuat imunitas.

Serat juga dapat menghambat penyerapan glukosa dan lemak, termasuk kolesterol.

“Asupan serat yang kurang akan meningkatkan risiko sindrom metabolik, yang ditandai obesitas, resistensi insulin, dan diabetes. Selain itu, ada risiko hipertensi, hiperlipidemia, hingga penyakit jantung yang kini menyerang usia lebih muda,” paparnya.

Baca juga: UAJY dan Tribun Jogja Matangkan Konsep Kolaborasi "Jejak Hijau" untuk Isu Keberlanjutan

Menurutnya, pola hidup modern yang serba cepat dan instan turut mempengaruhi kebiasaan makan, terutama di kalangan anak muda.

Banyak anak terbiasa memilih makanan tertentu yang disukai dan disajikan berulang, sehingga asupan serat harian tidak tercukupi.

Prof Lily menegaskan, kebiasaan makan sehat harus dimulai dari rumah. Peran ibu sangat penting dalam menyediakan menu bergizi seimbang bagi keluarga.

“Ibu itu orang yang bertanggung jawab menyiapkan makanan sehat, supaya generasi penerus memiliki kesehatan yang baik,” tegasnya.

Ia mengimbau masyarakat untuk membiasakan mengonsumsi beragam sumber serat seperti sayuran hijau, buah segar, kacang-kacangan, biji-bijian, dan umbi-umbian di setiap waktu makan.

Kesadaran ini, menurutnya, perlu ditanamkan sejak kecil agar menjadi gaya hidup hingga dewasa. (*)

Berita Terkini