TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Belasan rumah warga dilaporkan rusak dampak peluru mortir, yang diidentifikasi sebagai bom pesawat zaman perang kemerdekaan, yang diledakkan di Dusun Besalen, Kelurahan Glagaharjo, Cangkringan.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman tidak tinggal diam. Belasan rumah rusak akibat efek ledakan bom seberat 350 kilogram tersebut, kini dibantu untuk dipulihkan.
Kepala Pelaksana BPBD Sleman, R. Haris Martapa mengatakan, ada 13 rumah yang terdampak akibat proses disposal atau peledakan amunisi bom pesawat yang dilakukan di Dusun Besalen, Glagaharjo, pada Selasa (12/8/2025).
Belasan rumah tersebut antara lain, 11 rumah di Dusun Besalen kelurahan Glagaharjo, 1 rumah di Banjarsari, Argomulyo dan 1 rumah di Kelurahan Wukirsari.
Radius ketiga lokasi tersebut memang dekat dengan lokasi peledakan. Pemkab Sleman, kata dia, bertanggungjawab untuk memulihkan kondisi rumah warga yang rusak itu.
"Terhadap kerusakan ini kami langsung berupaya memperbaiki. Hari ini sesuai perintah Bupati, dan Sekda akan kami selesaikan untuk mengembalikan posisi dari kerusakan tersebut atau istilahnya pemulihan," kata Haris, Rabu (13/8/2025).
Haris mengatakan, kerusakan yang ditimbulkan sebenarnya tidak terlalu besar. Ia mencontohkan, misalnya ada masjid yang galvalumnya penyok dan rumah gentengnya rusak akibat kejatuhan serpihan sisa amunisi yang meledak.
Jumlah kerusakan cukup berat untuk satu rumah, terdapat 10 genteng yang pecah. Sisanya hanya kerusakan kecil.
Berdasarkan hitungan yang dilakukan, dari 13 rumah, total genteng yang rusak berjumlah 32 lembar.
Selain itu, ledakan juga membuat 7 batang pohon terdampak. Rinciannya 1 pohon besar dan 6 lainnya pohon kecil.
Kemudian ada rumah yang selain genteng, juga kaca jendelanya rusak dan 1 rumah temboknya bergaris. Semua kerusakan akan diperbaiki.
"Kami juga memberikan apresiasi kepada warga padukuhan Besalen, lokasi terdekat dengan peledakan. Data dari Pak lurah, ada 34 rumah. Karena suaranya kenceng, mereka sempat harus bergeser dari rumah masing-masing. Apresiasi bentuknya sembako untuk masing-masing rumah," kata Haris.
Terkait anggaran untuk proses pemulihan rumah terdampak, termasuk biaya tukang, ia mengalkulasi diperkirakan membutuhkan anggaran Rp 5,5 juta rupiah.
Plt Wakapolresta Sleman, AKBP Sutikno mengatakan Dusun Besalen, Glagaharjo, Cangkringan dipilih sebagai lokasi disposal karena dinilai memenuhi standar keamanan.
Selain lokasinya jauh dari pemukiman, terdapat cekungan di anak sungai Gendol dengan kedalaman 30 meter. Tanah tersebut juga bukan tanah milik warga. Lokasi tersebut dianggap cukup ideal.
"Kontur tanahnya berbukit dan pasir bebatuan. Ini untuk meredam ledakan. Jarak dari puncak juga 12 kilometer sehingga aman," katanya.
Menurut dia, dampak dari peledakan bom yang diduga sisa perang dunia Kedua itu adalah tekanan atau pressure, suhu panas atau heating dan hamburan serpihan atau fragmentation.
Sejumlah rumah dan pohon yang rusak diakibatkan oleh dampak dari ledakan tersebut.
Ia memperkirakan jarak hamburan serpihan yang meledak sekira 200 meter. Serpihan yang ditemukan cukup tebal sekira 1,5 centimeter. Sedangkan dentuman terdengar jauh hingga di perbatasan klaten.(*)