Code Stroke: Kenali Gejala, Selamatkan Nyawa

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GEJALA STROKE: Dokter Spesialis Syaraf RSUD Sleman sekaligus Ketua Time Code Stroke RSUD Sleman, Dr. Eny Nurhiayati, Sp.S dan Dokter IGD RSUD Sleman, dr. Deddy Sukmo Anggoro memberikan penjelasan terkait gejala stroke dan Code Stroke dalam Tribun Jogja Podcast

Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan di Indonesia. Untuk meminimalkan risiko kecacatan diperlukan penanganan yang tepat dan cepat.

Namun diperlukan kesadaran masyarakat untuk mendeteksi dini gejala stroke.

Dokter Spesialis Syaraf RSUD Sleman sekaligus Ketua Time Code Stroke RSUD Sleman, Dr. Eny Nurhiayati, Sp.S mengungkapkan stroke terbagi menjadi dua macam, yaitu sumbatan dan perdarahan. 

Gejala keduanya hampir mirip, yaitu senyum perot karena kelumpuhan saraf di otak, gerak lemah, bicara pelo, kebas atau kesemutan anggota badan, rabun atau sebagian area penglihatan hilang, dan sakit kepala hebat.

“Itu (gejala stroke) terjadi tiba-tiba. Yang awalnya bisa ngomong, tiba-tiba mengalami kelumpuhan. Ini (stroke) bisa mengenai siapa saja, kapan saja, dimana saja. Memang kejadian stroke itu tinggi,” katanya dalam Tribun Jogja Podcast.

“Faktor risiko bisa karena tensi (tekanan darah tinggi), gula darah, sakit jantung, kolesterol tinggi. Tidak hanya orang tua, anak muda juga bisa terkena stroke, karena mager (malas gerak), bisa karena kebiasaan merokok, minum alkohol, pola makan. Anak-anak juga bisa, karena kelainan darah bawaan atau kelainan pembuluh darah di otak,” sambungnya.

Menurut Eny, masyarakat harus mengetahui gejala stroke dan segera ke rumah sakit yang tepat, salah satunya RSUD Sleman. Hal itu karena RSUD Sleman telah memiliki Code Stroke, berstandar internasional dan telah mendapatkan penghargaan dari World Stroke Organization (WSO), dengan kategori Platinum.

Code Stroke merupakan sistem penanganan stroke yang terstruktur, cepat, dan terintegrasi. Tidak hanya fasilitas yang lengkap, obat-obatan penunjang pun lengkap. Di samping itu, SDM di RSUD Sleman telah mendapat pelatihan, mulai dari perawat, petugas ambulans, hingga satpam.

“Dari SDM juga mumpuni, ada dokter syarafnya, ada dokter jantungnya, ada dokter penyakit dalamnya, dokter anestesi, dokter bedah syaraf, ada dokter rehab medik, dokter laboratnya, radiologinya, jadi timnya harus lengkap. Alatnya juga lengkap, dan pelayanan sesuai standar WSO,” terangnya.

Ia menyebut 85 persen stroke adalah stroke sumbatan. Namun ada pula stroke perdarahan hingga membutuhkan operasi. 

“Yang pertama itu diagnosisnya harus tegak dulu, apakah stroke sumbatan atau perdarah. RSUD Sleman memiliki CT Scan untuk menegakkan diagnosis. Kalau sumbatan, ada sistem trombolisis untuk menghancurkan sumbatannya. Kalau perdarahan, harus operasi, dokter juga siap 24 jam,” lanjutnya.

Sementara itu, Dokter IGD RSUD Sleman, dr. Deddy Sukmo Anggoro menerangkan IGD RSUD Sleman cukup sering menangani pasien stroke, bahkan hampir setiap hari. Sayangnya 50-60 persen datang terlambat. Padahal ada golden periode dalam menangani stroke.  

Stroke bukan seperti penyakit jantung yang jika penanganannya terlambat akan menyebabkan kematian. Penanganan stroke yang terlambat akan berakibat pada kelumpuhan. Jika mengalami kelumpuhan, maka biaya perawatan pasien akan jauh lebih besar.

“Jadi gejala stroke meskipun ringan, tetap akan kami tangani. Ada golden periodenya, ketika bergejala itu 3,5 hingga 4,5 jam sejak bergejala harus dibawa ke rumah sakit. Penanganan kami 1 jam di IGD. Harapan kami, pasien mengetahui gejalanya dan segera ke rumah sakit,” terangnya.

Halaman
12

Berita Terkini