Sikapi Lonjakan Kasus Leptospirosis, Pemkot Yogyakarta Bahas Potensi KLB

Penulis: Azka Ramadhan
Editor: Joko Widiyarso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

WASPADA LEPTOSPIROSIS - Pemkot Yogyakarta menggodog peluang penetapan Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk menyikapi lonjakan kasus leptospirosis.

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemkot Yogyakarta menggodog peluang penetapan Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk menyikapi lonjakan kasus leptospirosis.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta, sampai dengan Juli 2025 telah tercatat 21 kasus, dan 7 di antaranya meninggal dunia.

Oleh sebab itu, Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menuturkan, bakal membahas bersama jajarannya, apakah status KLB diperlukan atau tidak.

Selaras Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes), KLB dapat ditetapkan jika terjadi peningkatan jumlah kasus yang signifikan dibandingkan dengan rata-rata pada periode waktu yang sama di tahun-tahun sebelumnya.

"Saya hari ini mau rapat dulu dengan Dinas Kesehatan, karena itu kan ada rumusannya, untuk menetapkan KLB atau tidak," katanya, Senin (28/7/25).

Sebagai informasi, penetapan KLB leptospirosis bisa dilakukan pemerintah daerah dengan mempertimbangkan data surveilans dan peraturan yang berlaku.

Meski demikian, Hasto menyatakan, untuk saat ini, yang perlu diperhatikan publik adalah pentingnya menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.

"Harusnya sekarang tidak terlalu sulit, karena tidak banyak hujan. Kalau musim hujan, itu agak berat karena banyak yang becek, basah-basah," katanya.

"Kemudian, perlu gerakan terkait mengenali tanda-tanda (leptospirosis) secara dini. Karena masalah obat sudah cukup, tinggal mengenali gejalanya," urai eks Kepala BKKBN RI tersebut.

Menurutnya, Pemkot Yogyakarta juga akan menempuh upaya pemetaan menyasar sebaran 21 kasus leptospirosis, terkait kondisi lingkungan pasiennya.

Melalui pemetaan, eksekutif nantinya dapat mengetahui kondisi-kondisi seperti apa yang cenderung lebih rentan terpapar bakteri leptospira.

"Terutama yang tinggal di tepi-tepi sungai, itu butuh perhatian. Saya akan memetakan kasus itu. Kalau dipetakan, akan bisa dibaca trennya. Sebenarnya, kasusnya lebih banyak di daerah yang seperti apa," pungkasnya. 

Berita Terkini