TRIBUNJOGJA.COM – Di era digital seperti sekarang, menjaga kehormatan diri menjadi tantangan tersendiri.
Menjaga kehormatan merupakan salah satu cabang iman yang sangat penting.
Dengan menjaga kehormatan, kita tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga menghormati orang lain dan nilai-nilai luhur agama.
Kali ini kita akan belajar materi PAI Kelas 11 SMA/SMK Bab 7 tentang Menguatkan Iman dengan Menjaga Kehormatan, Ikhlas, Malu, dan Zuhud.
Materi ini dilansir dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti karya Abd. Rahman dan Hery Nugroho.
Pada materi kali ini, siswa diharapkan mampu menjelaskan pengertian cabang iman, yakni menjaga kehormatan, ikhlas, malu, dan zuhud, menjelaskan dalil naqli cabang iman, menganalisis cabang iman, serta membiasakan sikap menjaga kehormatan, ikhlas, malu, dan hidup sederhana sebagai bentuk implementasi cabang Iman di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Berikut di bawah ini rangkuman materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kurikulum Merdeka Kelas 11 SMA/SMK Bab 7 Bagian 1
Menjaga Kehormatan
Maksud dari menjaga kehormatan adalah menjaga harga diri, nama baik, dan kemuliaan diri.
Dengan kata lain menjaga harkat, martabat dan harga diri manusia.
Menjaga kehormatan dalam bahasa Arab disebut dengan muru’ah.
Muru’ah adalah proses penjagaan tingkah laku seseorang agar sejalan dengan ajaran agama, menghiasi diri dengan akhlak terpuji dan menjauhi segala bentuk keburukan.
Selain muru’ah juga disebut dengan istilah ‘iffah.
Secara bahasa, istilah ‘iffah berarti mencegah dari sesuatu yang tidak bermanfaat atau menjauhi hal yang buruk dan terlarang.
Secara istilah berarti sifat yang menjadikan seseorang dapat menghindar dari menuruti hawa nafsunya.
Baca juga: Rangkuman Materi Antropologi Kelas 12 SMA Bab 6: Keberagaman Budaya dan Integrasi Nasional Bagian 2
Sikap menjaga kehormatan, terdapat dalam Q.S. Al-Ahzab/33: 35, yaitu:
إِنَّ ٱلْمُسْلِمِينَ وَٱلْمُسْلِمَٰتِ وَٱلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ وَٱلْقَٰنِتِينَ وَٱلْقَٰنِتَٰتِ وَٱلصَّٰدِقِينَ وَٱلصَّٰدِقَٰتِ وَٱلصَّٰبِرِينَ وَٱلصَّٰبِرَٰتِ وَٱلْخَٰشِعِينَ وَٱلْخَٰشِعَٰتِ وَٱلْمُتَصَدِّقِينَ وَٱلْمُتَصَدِّقَٰتِ وَٱلصَّٰٓئِمِينَ وَٱلصَّٰٓئِمَٰتِ وَٱلْحَٰفِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَٱلْحَٰفِظَٰتِ وَٱلذَّٰكِرِينَ ٱللَّهَ كَثِيرًا وَٱلذَّٰكِرَٰتِ أَعَدَّ ٱللَّهُ لَهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
Artinya: “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar”.
Sikap Muru’ah dibagi menjadi tiga macam, yaitu: 1) Muru’ah terhadap diri sendiri; 2) Muru’ah terhadap sesama makhluk; 3) Muru’ah terhadap Allah Swt.
Adapun contoh muru’ah dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya:
1) Menjaga perkataan dengan tidak mengejek teman ataupun berkata kasar
2) Menggunakan pakaian yang mencerminkan syariat Islam bukan menggunakan pakaian yang menampakkan lekuk tubuh
3) Menjauhi pergaulan bebas dan zina
4) Menjauhi makan dan minuman yang haram
5) Mempergunakan harta di jalan yang baik
6) Tidak menyalahgunakan jabatan yang dimiliki
Pembahasan tentang menjaga kehormatan ini hanyalah sebagian kecil luasnya ajaran Islam.
Dengan menjaga kehormatan, kita akan hidup lebih tenang dan mendapatkan rida Allah Swt.
Baca juga: Rangkuman Materi Antropologi Kelas 12 SMA Bab 6: Keberagaman Budaya dan Integrasi Nasional Bagian 3